Site Network: Home | perjalanan | komputer | About

HOT TOPIC

Siapa bilang bahwa ," Orang yang lurus ( jujur ) itu akan kurus ( miskin )

hidupnya." Dan tidak benar juga guyonan sebagian orang yang mengatakan , " Di zaman sekarang, jangankan mencari rezeki yang halal, yang harampun susah,". Ungkapan demikian, entah serius atau hanya kelakar, sebagai indikasi iman dan keyakinannya kepada Allah, lemah.

Bagi orang mukmin, justru bersikap jujur itu merupakan kebahagiannya. Sebab rezeki yang diperoleh secara jujur, menuai berkah sejak di dunia ini. Orang yang gemar berkata jujur, kata-katanya berbobot. Bukankah Nabi Muhammad SAW, sejak kecil oleh kaumnya digelari al Amin, lantaran kejujurannya. Karena itu jangan ragu untuk berlaku jujur . Misalnya dalam hal perolehan rezeki. Simaklah salah satu contoh.

Amin, lelaki miskin hidup dengan keluarganya di zaman Salafush Soleh. Tinggalnya di pinggiran kota Mekah. Satu hari ia pamit kepada isterinya untuk mencari nafkah. Sudah menjadi kebiasaanya sebelum beraktivitas, ia tawaf, salat di belakang Makam Ibrahim dan berdoa di Multazam. Antara lain Ia mohon kepada Allah agar diberi kemudahan dan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

Hari itu mesjidil Haram dipenuhi oleh jemaah. Ketika berjalan menuju sumur Zam Zam, kaki Amin menyenggol sesuatu. Ternyata sebuah kantong berwarna hijau. Setelah diperiksa, isinya banyak uang dinar. Dengan perasaan berbunga-bunga kantong itu dibawanya pulang. Dia membayangkan akan bisa membeli bahan makanan dan pakaian bagi keluarganya.

Sambil menghitung jumlah uang dinar itu Amin menceritakan details kejadiannya , dan menduga isterinya pasti akan sangat senang . Namun diluar dugaannya sang isteri berkata, " Kalau begitu cepat kau letakkan kembali kantong ini di tempatnya semula.Itu bukan uang uang milik kita.Itu harta orang lain. Orang yang kehilangan hartanya itu pasti saat ini sedang sedih. Kantong yang kau temukan itu adalah amanah. Ayolah cepat kau kembalikan kantong itu pada tempatnya. Kita harus jujur dan amanah. Lebih baik aku dan anak-anakku mati kelaparan dari pada makan rezeki yang tidak halal," Amin, bisa menerima bujukan isterinya. Ia pun segera kembali ke mesjid.

Begitu sampai di mesjid Amin mendengar teriakan seorang jemaah haji, " Wahai para tamu Allah.Apakah diantara kalian ada yang menemukan kantong hijau milikku,? "Amin mendekati pak Haji tersebut. Setelah diyakini, bahwa kantong itu memang benar miliknya, maka Amin menyerahkan barang tersebut kepada lelaki itu. Bukan kepalang senangnya ia. Kemudian Pak Haji itu mengajak Amin ke tempat sepi. Disana uang tersebut dihitung. Ternyata klop dengan pengakuannya sebanyak 150 dinar.

" Saudaraku, kantong ini sekarang menjadi milikmu. Dan masih ada satu kantong lagi berisi 1.000 dinar untukmu. " kata Pak haji tersebut. Ditengah perasaan penuh takjub dan kental tanda tanya yang ada dalam benak Amin, Pak Haji itu melanjutkan , " Harta ini diberikan seorang Dermawan dari Mesir. Ia berwasiat padaku agar meletakkan sebagiannya di dalam Masjid ini. Jika ada seseorang yang menemukannya dan dengan jujur ia mengembalikan kepadaku, aku disuruhnya memberikan harta ini kepadanya,"

" Tapi....., kenapa Dermawan Mesir itu memintamu untuk melakukan hal itu ? ",tanya Amin, dengan rasa penasaran ingin tahu. " Dia ingin sedekahnya sampai ke tangan orang yang jujur dan amanah. Kamu telah mengembalikan kantong itu dengan penuh amanah. Siapa yang bisa menjaga amanah maka dia dapat dipercaya. Dan orang seperti itu, selain ia makan sendiri, ia juga akan bersedekah dengan apa yang ada padanya. Orang seperti itu tidak akan mementingkan dirinya sendiri. Dengan demikian sedekah lelaki beriman dari Mesir itu akan diterima Allah SWT.",, kata Pak Haji itu sambil senyum puas. Akhirnya kedua kantong berisi ribuan dinar itu diserahkan kepada Amin. Bisa dibayangkan betapa senang dan syukurnya Amin, dapat rezeki diluar dugaan itu.

Setiba di rumah, Amin menguraikan kisahnya kepada sang isteri. " Na ,kalau demikian, uang itu halal buat kita. Jangan lupa sedekahkan sebagiannya kepada orang-orang yang memerlukan ", ujar sang isteri dengan perasaan ria. Sejenak kemudian keduanya sujud syukur.

Setelah itu Amin pergi ke pasar dan membagi-bagikan sedekah kepada fakir miskin. Ia semakin percaya bahwa dengan meninggalkan rezeki yang haram, Allah SWT. pasti menggantinya dengan rezeki yang halal dan jauh lebih banyak. Amin semakin yakin akan ajaran Rasulullah SAW. bahwa kejujuran adalah pintu menuju surga. Surga di dunia berupa ketenangan batin, keharmonisan rumah tangga, memiliki kesehatan yang perima, dan rasa nikmat ketika menjalankan ibadah. Sedang surga di akhirat, Masya Allah, tidak dapat dibayangkan nikmatnya.( Bahan Buku Bercinta untuk Surga oleh Habiburrahman Saerozi ).Wallahualam.

0 Comments:

Post a Comment