Site Network: Home | perjalanan | komputer | About

HOT TOPIC

gak tau deh pengen nulis aja...
meski cuma sampah
kata orang saat kita nulisin apa kata hati kita itu lah "nyampah"
nggak tau ...
kiota kadang merasa "serba tau" padahal sebenernya kita tidak tau apa-apa
mending mana " Sok tau " apa "Tau trus sok-sok an"
heheh kayak iklan ajah

btw aku mohon doanya ajah buat semua yang baca
kalo LP3I Tegal Mau Wisudaan ni
mhn doanya biar lancar bin sukses...amiin


trus apa hubunganya sama eksistensi kehidupan yang di judul yah.... hmm nggak tau ah
pantesnya dikasih judul nggak tau aja kali yah.
coz banyak bgt kata2 nggak tau, kalo di bahasa indonesia nanya kata kunci, kalo di english namanya keyword kalo di blog namanya tags

"Tetap lah di jalan-Nya, sobat".
Kuletakkan HaPe setelah menghubungi seorang sahabat untuk sesuatu hal. Entah lah, di saat hati dan jiwa ini terasa keruh, tiba-tiba tangan ini dituntun untuk menekan tombol-tombol nomornya. Dan subhan4JJI, hari ini aku mendapatkan satu nasihat yang sangat berharga dalam hidupku.

Sebagai manusia, terkadang kita tidak sekuat yang kita banggakan, tak pernah sehebat prasangka sendiri, tak pernah setangguh bayang-bayang idealisme, tak pernah selalu benar. Karena justru pada saat kebanggaan, prasangka diri dan bayangan kehebatan itu menjadi tameng dalam menjalani kehidupan, sesungguhnya, semua itu adalah tameng yang semu, yang tak pernah sanggup menahan sebutir debu pun untuk mengelabui mata ini, yang tak pernah bisa mencegah sehelai duri halus menembus kulit kaki kita yang terus melangkah. Adalah manusia yang sombong, yang tak pernah mengharapkan seorang sahabat mengiringi dan membimbing setiap langkahnya, meski hanya dalam do'a.

Manusia bukan malaikat yang tak pernah bisa tersentuh maksiat, yang tak mungkin berbuat khilaf. Maksiat dan dosa, lebih banyak dari sudut yang gelap yang seringkali tak tertangkap mata kehadirannya, setidaknya oleh mata hati yang lengah. Kita bukan Rasul yang 4JJI beserta para malaikat setia mendampingi dan menjaga dari jalan yang salah. Dan yang pasti, kita bukan lah syaitan yang dengan izin Allah, ia senantiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Namun demikian, meski sebagai manusia, kita juga bisa bercahaya dan saling menerangi sesama, jika kita saling menasihati, mengingatkan dan saling menegur jika mendapati yang salah.

Tangan-tangan 4JJI, sentuhan para malaikat, bisa jadi tak secara langsung selalu kita rasakan. Dalam perjalanan mengarungi hidup, bukan tak mungkin salah, khilaf menyebabkan diri ini tergelincir bahkan terjerumus. Yang bahkan teramat sulit untuk kembali. Berjalan sendiri, bukan tak boleh, namun saat semakin derasnya hujan dan angin yang bertiup, bukankah kehadiran seorang sahabat dapat lebih membantu memegangi payung yang nyaris terbawa angin? Bertahan dalam badai topan mau pun banjir bersama sahabat, pasti lebih memberikan kekuatan dan kesabaran.

Lalu, masih sombong kah kita untuk bersikeras berjalan sendiri tanpa menghiraukan seruan-seruan dari orang lain? Masih egois kah diri ini untuk yakin tetap selamat tanpa mempedulikan nasihat-nasihat dari siapa pun? Percayalah, dari mana pun datangnya, jika ia membawa nasihat, teguran yang terkadang teramat pahit terasa, bahkan tamparan yang memilukan, namun jika untuk keselamatan kita, merekalah sahabat sebenarnya. Bersyukur lah 4JJI SWT masih berkenan menghadirkan mereka dalam hidup ini.

  • Gaya hidup ‘baru’ yang tercipta dikalangan sebagian generasi muda menjadi ciri khas yang melekat dalam pergaulan mereka, pesta hura-hura menjadi pilihan utama dalam meluapkan emosi dan keinginan, tawuran antar pelajar yang terkadang nyawa sebagai taruhannya dengan alasan solidaritas atau entah apa adalah trasi warisan turun menurun yang telah menjadi ‘seni’ sehingga terkadang ketika melihat pelajar berseragam tersebut terbayang dalam pikiran kita adalah ‘tawuran’
  • Terlebih lagi ketika narkoba, free sex, dan gaya permisivisme (ga hidup serba boleh) dijadikan pelengkap hidup yang wajar dan biasa. Pencarian jati diri, kurangnya perhatian dan pengertian serta lingkungan tidak sehat memiliki andil besar dalam mempengaruhi kehidupan mereka. Seabreg ‘stempel’ fenomena generasi pengganti atau lebih tepat disebut ’Generasi yang hilang’ ini bukanlah menjadikan kita kehilangan akal, surut mundur, apalagi cuci tangan dan saling menyalahkan.
  • Bagi para pendidik, orang tua dan para pemerhati, merupakan cara terbaik untuk melahirkan solusi yang sesuai keiunginan remaja dan searah dengan perkembangan zaman, sehingga dapat mengembalikan mereka dalam bentuk pergaulan yang sehat dan positif.
  • Oleh karena itu dengan seizin Allah SWT, Pusat Layanan Pelajar “Cendikia” (PLP Cendikia) hadir sebagai setetes embun solusi segar ditengah ‘keringnya gurun’ fenomena tersebut dengan system pembinaan keagamaan sebagai ajang kegiatan siswa sekolah.

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

PASAL 1
(1) Lembaga Swadaya Masyarakat ini bernama
“ PUSAT LAYANAN PELAJAR CENDIKIA” selanjutnya dalam anggaran dasar ini cukup disingkat dengan PLP Cendikia.
Berkedudukan di Kota Tegal, untuk pertama kalinya berkantor Sekretariat di Jalan Tentara Pelajar nomor : 56, Telepon : (0283) 342786, Tegal
(2) PLP Cendikia dapat membuka Kantor Cabang di tempat-tempat lain yang di pandang perlu berdasarkan musyawarah Pengurus.

WAKTU
Pasal 2
PLP Cendikia didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan mulai berdiri pada hari Senin tanggal tiga belas Robiul Awal tahun seribu empat ratus dua puluh lima Hijriyah (13 Robiul Awwal 1425 H) atau bertepatan dengan tanggal tiga Mei tahun dua ribu empat Masehi ( 3-5-2004 M)

ASAS DAN LAMBANG

Pasal 3
(1) PLP Cendikia berasaskan Islam
(2) PLP Cendikia berlambang Gambar Elips mengelilingi tulisan CENDIKIA dan motto : Ilmu, Iman dan Amal.

VISI, MISI DAN KEGIATAN
PASAL 4
(1) Visi PLP Cendikiaadalah menjadi contributor bagi usaha-usaha pencerahan moral, intelektual dan professional pelajar dan mahasiswa sehingga mampu menghadapi tantangan masa depannya dan menjadi komponen kuat bangunan masyarakat.
(2) PLP Cendikia mempunyai misi :
1. Memperkuat keimanan dan ketaqwaan pelajar dan mahasiswa
2. Meningkatkan kukalitas Sumber Daya Manusia (SDM) pelajar dan mahasiswa
3. Memperkuat ukhuwah islamiyah di kalangan pelajar dan mahasiswa
4. Mewujudkan suasana kehidupan yang islami di lingkungan sekolah, kampus maupun masyarakat pada umumnya.
(3) Untuk merealisasikan tujuannya, PLP Cendikia dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pendidikan non-formal berupa :
- Pembinaan, penyuluhan-penyuluhan, pelatihan/training, seminar dan dialog, kursus-kursus, dan lain-lain.
b. Menyelenggarakan Jambore Pelajar Muslim
c. Menyelenggarakan konseling dan advokasi
d. Menyelenggarakan penerbitan-penerbitan brosur-brosur, buletin-buletin dan lain-lain
e. Satu dan lain melaksanakan kegiatan yang sah dalam arti kata yang seluas-luasnya dalam rangka mewujudkan tujuan PLP Cendikia sepanjang tidak bertentangan dengan tujuan PLP Cendikia dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
KEANGGOTAAN
Pasal 5
- Anggota PLP Cendikia berasal dari para pelajar, mahasiswa, sarjana dan pemerhati yang peduli dan komitmen dengan dakwah sekolah dan kampus.
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 6.
(1) PLP Cendikia mempunyai struktur organisasi kepengurusan yang terdiri dari :
1. Dewan Pembina.
2. Pengurus, meliputi :
a. Seorang Ketua
b. Seorang Wakil Ketua
c. Seorang Sekretaris
d. Seorang Bendahara
e. Koordinator-koordinator bidang- bidang (jika dipandang perlu).
(2) Pengurus diangkat berdasarkan keputusan organ pengurus
(3) Masa jabatan kepengurusan ditentukan paling lama 2 (dua) tahun, dan dapat dipilih kembali menurut mekanisme yang ada.
(4) Jabatan pengurus akan berakkhir apabila pengurus tersebut :
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri dengan pemberitahuan secata tertulis terlebih dahulu.
c. Telah selesai menjalani masa jabatannya sesuai dengan masa kerja yang ditetapkan.
d. Apabila tidak dapat melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai pengurus baik karena hambatan fisik maupun non fisik yang penetapannya berdasarkan hasil musyawarah pengurus yang dihadiri oleh 50% (limapuluh persen) plus 1 (satu).
FORUM PENGAMBILAN KEBIJAKAN
Pasal 7.
Musyawarah adalah metode pengambilan kebijakan yang diselenggarakan oleh seluruh pengurus sesuai dengan kepentingan jenjang dalam struktur kepengurusan, yang terdiri atas : Musyawarah Badan Pengurus Harian, Musyawarah Pengurus, dan Musyawarah Bidang .
KEUANGAN DAN TAHUN BUKU
Pasal 8
(1) Keuangan PLP Cendikia terdiri dari sumber-sumber sebagai berikut :
a. Iuran rutin anggota ;
b. Sumbangan dan hibah dari para anggota dan simpatisan
c. Sumber-sumber lain yang halal dan tidak mengikat.
(2) Tahun Buku dimuali pada awal bulan Januari sampai akhir bulan Desember setiap tahun, unutk kalipertama ditutup pada akhir bulan desember tahun dua ribu mepat (2004).
(3) Pengurus diwajibkan selambat-lambatnya dalam 3 (tiga) bulan sesudah akhir tahun membuat laporan pertanggung jawaban yang meliputi laporan keuangan sehubung dengan pengumpulan, pengelolaan, penyaluran.
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN.
Pasal 9
(1) Perubahan Anggaran Dasar (AD) PLP Cendikia dapat dilakukan berdasarkan permintaan perubahan berikut alas an-alasan yang diajukan melalui mekanisme musyawarah pengurus.
(2) Perubahan Anggaran Dasar (AD) dianggap sah apabila dilakukan melalui musyawarah pengurus yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 50% (lima puluh persen) plus 1 (satu) dari jumlah anggota pengurus dan disetujui oleh 50% (lima puluh persen ) plus 1 (satu) dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah.
(3) Pembubaran hanya dapat dilakukan jka sama sekali tidak ada pengurus ataupun penggantinya yang sanggup mengurus dan mengelola sesuai maksud dan tujuan dengan manunjuk pada ketentuan ayat 2 (dua) pasal ini.
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
1. Hal yang belum diatur/ tidak diatur dalam Anggaran Dasar (AD) ini akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga (ART).
2. Anggaran Rumah Tangga (ART) adalah tafsir danpenjabaran Anggaran Dasar yang direkomendasikan oleh hasil musyawarah pengurus dan bersifat terbuka terhadap peninjauan dan pembaharuan secara periodik.



Persyaratan Peserta
- Terbuka untuk umum, WNI, perorangan maupun kelompok, kecuali panitia, dewan juri dan keluarganya.
- Tidak dipungut biaya pendaftaran
- Peserta melampirkan identitas diri (fotokopi KTP)
- Peserta wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan keaslian ide (bisa didownload di www.posindonesia.co.id)

Kriteria Logo
- Logoberupa logogramdanlogotype(gabungan keduanya)
- Logo adalah karya asli, bukan jiplakan atau contekan
- Logo harus mencantumkantext POS INDONESIA
- Logo harus dapat mengkomunikasikanmisi dari PT POS INDONESIA
- Penampilan logo sederhana, mudah diingat & diterapkan pada berbagai kemungkinan teknik dan media, baik 2 dimensi maupun 3 dimensi
- Logo belum pernah dipublikasikan / disayembarakan
- Semua karya yang dikirimkan menjadi milik panitia
- Dewan Juri dan PT POS INDONESIA berhak melakukan perubahan desain bila diperlukan dan pemenang wajib melakukan revisi perubahan

Jadwal Penerimaan dan Penjurian
- Batas akhir penerimaan logo adalah tanggal 10 Desember 2008
- Penjurian Tahap 1 dilakukan tanggal 15 - 17 Desember 2008
- Penjurian Tahap 2 dilakukan tanggal 19 - 20 Desember 2008
- Panitia & Dewan juri tidak melayani surat menyurat pada lomba ini.
- Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat
- Semua karya menjadi hak milik PT POS INDONESIA

Dewan Juri
1. Dr. I Ketut Mardjana (Wakil Dirut PT Pos Indonesia)
2. Narga Habib (Brand Consultant / Praktisi Periklanan )
3. Hakim Lubis (Creative Director / Praktisi Periklanan )
4. Drs. Indarsjah Tirtawidjaja (Dosen & Anggota Kelompok Keahlian
KOMUNIKASI VISUAL dan MULTIMEDIA (KVMM) FSRD ITB, Dekan Fakultas Komunikasi Visual (FDKV) Universitas Widyatama)
5. Dr. Priyanto Sunarto (Pengajar DKV ITB)

Ketentuan Teknis
- Peserta dapat mengirimkan maksimal 2 alternatiflogo
- Logo harus memiliki warna korporat PT. POS INDONESIA
- Identitas peserta ( Nama, Alamat, Pekerjaan, No telpon ) ditempel di kanan bawah belakang karya.
- Konsep diketik di kertas A3, 1,5 spasi dan ditempel di bagian belakang desain logo utuh.
- Menyertakan CD file desain logo dalam format CMYK :
* Folder Logo Asli : Corel Draw / Freehand / Illustrator
* Folder Presentasi : JPEG 300 dpi ( high quality )
* Folder Konsep Logo : Ms Word
- Lampirkan surat pernyataan yang berisi keterangan orisinalitas logo yang ditandatangani di atas meterai Rp.6000,
- Semua dokumen dimasukan ke amplop coklat tertutup tidak boleh dilipat, dikirimkan ke :
Panitia Sayembara Logo PT POS INDONESIA PO BOX : LOMBA DESAIN LOGO BANDUNG 40000

-Untuk keterangan lebih lanjut, peserta dapat mendownload informasi di :

http://www.posindonesia.co.id/promo/lombalogo/lombalogo.html

Penentuan Penilaian
- Orisinalitas karya
- Relevansi logo dengan misi PT POS INDONESIA
- Unsur estetika
- Pengaplikasian logo pada berbagai media

Hadiah

Grand Livina

- Satu (1) pemenang Utama berhak mendapat hadiah berupa :
1 (satu) unit Grand Livina + Piagam Penghargaan


MacbookMacbookMacbookMacbook

- Empat (4) pemenang Hiburan berhak mendapat hadiah masing-masing berupa :
1 (satu) unit macbook + Piagam Penghargaan

- Pajak, transportasi dan akomodasi ditanggung pemenang.

Pengumuman pemenang akan dipublikasikan pada surat kabar Kompas, 27 Desember 2008 dan www.posindonesia.co.id


Orang banyak mengenalnya sebagai Pak Natsir. Nama lengkapnya Muhammad Natsir, bergelar Datuk Sinaro nan Panjang, lahir di Minangkabau tanggal 17 Juli 1908, tepatnya di kampung Jembatan Berukir, Alahan Panjang, Sumatera Barat, dari pasangan Sutan Saripado dan Khadijah. Beliau adalah tokoh bangsa, tokoh umat, dan tokoh dunia Islam, karena aktifitas dan peran yang telah dilakukannya untuk Islam dan umat tanpa mengenal lelah.

Pada tahun 1945-1946, pak Natsir menjadi anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP KNIP), tahun 1946-1949 menjabat sebagai Menteri Peneranan RI, tahun 1950-1951 menjadi Perdana Menteri RI.

Dalam percaturan dunia Islam, khususnya di negara-negara Arab, pak Natsir sangat dikenal, dihormati dan disegani, beliau ikut serta dan terlibat pada beberapa organisasi Islam tingkat internasional, tahun 1967 diamanahkan menjabat Wakil Presiden World Muslim Congress (Muktamar Alam Islami), Karachi, Pakistan, tahun 1969 menjadi anggota World Muslim League, Mekah, Saudi Arabia, tahun 1972 menjadi anggota Majlis A’la al-Alam lil Masajid, Mekah, Saudi Arabia, tahun 1980 menerima “Faisal Award” atas pengabdiannya kepada Islam dari King Faisal, Saudi Arabia, tahun 1985 menjadi anggota Dewan Pendiri The International Islamic Charitable Foundation, Kuwait, pada tahun 1986 menjadi anggota Dewan Pendiri The Oxford Centre for Islamic Studies, London, Inggris dan angota Majelis Umana’ International Islamic Univesity, Islamabad, Pakistan.

Ketika Subandrio naik haji dan ingin bertemu dengan Raja Faisal, Raja Faisal tidak mau menerimanya. Setelah diusahakan oleh pihak KBRI Jedah dan prosesnya agak lama, akhirnya Raja Faisal mau juga menerima Subandrio yang saat itu menjadi orang penting di Indonesia. Subandrio menceritakan tentang Islam di Indonesia, juga menceritakan perannya membela Islam, kisah naik haji dan lain-lain.

Tanpa disangka dan diduga oleh Subandrio, Raja Faisal langsung bertanya, “Kenapa saudara tahan Muhammad Natsir?”. Pak Natsir pernah diasingkan oleh pemerintah Orde Lama ke Batu Malang, Jawa Timur (1960-1962) dan menjadi “tahanan politik” di Rumah Tahanan Militer (RTM) Keagungan Jakarta (1962-1966).

“Saudara tahu”, kata Raja Faisal. “Muhammad Natsir bukan pemimpin umat Islam Indonesia saja, tetapi pemimpin umat Islam dunia ini, kami ini!”

Dalam bidang akademik, Pak Natsir menerima gelar Doktor Honoris Causa bidang Politik Islam dari Universitas Islam Libanon (1967), dalam bidang sastra dari Universitas Kebangsaan Malaysia, dan dalam bidang pemikiran Islam dari Universitas Saint dan Teknologi Malaysia (1991).

Perhatian dan kepedulian Pak Natsir terhadap Palestina terus bergelora, tak lapuk karena hujan, tak lekang karena panas, walau usianya sudah uzur, lah laruik sanjo istilah orang Minang, beliau masih memiliki semangat yang tinggi dan kepedulian yang besar terhadap urusan umat khususnya Palestina.

Pak Natsir banyak meninggalkan karya tulis yang berkaitan dengan dakwah dan pemikiran, sebagiannya diterbitkan dalam bahasa Arab, misalnya Fiqh Da’wah, dan Ikhtaru Ahadas Sabilain (Pilih Salah Satu dari Dua Jalan). Beliau juga menulis buku khusus yang membahas permasalahan Palestina dengan judul Qadhiyatu Falisthin (Masalah Palestina).

Menurut Al-Mustasyar Abdullah Al-‘Aqil, mantan wakil Sekretaris Jendral Rabithah Alam Islami di Mekah Al-Mukaromah, “Dr. Muhammad Natsir sangat serius memperhatikan masalah Palestina. Ia temui tokoh, pemimpin dan dai di negara-negara Arab dan Islam untuk membangkitkan semangat membela Palestina, setelah kekalahan tahun 1967”.

Ketika redaktur majalah “Al-Wa’yul Islami” Kuwait, ustadz Muhammad Yasir Al-Qadhami bersilaturrahim ke rumah pak Natsir, Februari 1989, dan bertanya tentang tokoh-tokoh yang berpengaruh pada dirinya dan mempengaruhi perjuangannya, pak Natsir menjawab, “ Haji Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, Imam Asy Syahid Hasan Al-Banna, dan Imam Hasan Al-Hudhaibi. Sedang tokoh-tokoh Indonesia adalah Syekh Agus Salim dan Syekh Ahmad Surkati.”

Di hadapan sekitar 2.000 orang yang hadir dalam acara Tasyakur 80 Tahun Muhammad Natsir, di Masjid Al-Furqan, Jalan Kramat Raya 45, Jakarta Pusat, 17 Juli 1988. Pak Natsir menyampaikan kepada jama’ah, founding fathers, tokoh dan pendiri Republik ini, ulama, zuama, cendikiawan, dan generasi muda Islam tentang perjuangan anak-anak dan pemuda Palestina melawan penjajah Zionis Israel.

“Soal Palestina yang selama ini macet, hidup kembali dengan demonstrasi, pemuda-pemuda dan anak-anak sekolah yang secara spontan menyatakan protes dengan beramai-ramai melempari dengan batu (bukan granat) dengan seruan Allahu Akbar, ke arah tentara Israel yang bersenjata lengkap. Sudah delapan bulan yang demikian itu berjalan, sudah banyak yang syahid ditembaki oleh tentara Israel. Tetapi mereka tak berhenti. Siapa yang mnenyangka tadinya akan demikian semangat jihad anak-anak belasan tahun berhadapan dengan angkatan bersenjata Israel…Demikianlah. Tak ada yang tetap di dunia ini. Innazzamaana Qadistadaara (Zaman beredar, musim berganti)”.

Walau dikenal luas oleh para tokoh dunia, Pak Natsir tetap menjalani hidup dengan penuh kesederhanaan. Pak Natsir merupakan salah satu dari sedikit tokoh Islam Indonesia yang sungguh-sungguh berjuang menghidupi Islam, bukan sungguh-sungguh hidup dari memanfaatkan Islam, sehingga menjadi gemuk di jalan dakwah, seperti yang sekarang banyak dikerjakan orang-orang yang mengaku tokoh Islam. Bagi Pak Natsir, dunia dengan segala gemerlapnya adalah kepalsuan, bukan hakikat.

Tokoh yang sederhana ini wafat pada hari Sabtu tanggal 6 Februari 1993 pukul 12.10 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta dalam usia 84 tahun. Semoga Allah ampuni segala dosanya, diterima segala amal ibadahnya dan dilapangkan kuburnya, dikumpulkan bersama para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih di dalam surga.

“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauhmahfuz).”(QS: Yaasin/36: 12). (eramuslim.com)



Hidupnya tak terlalu berwarna. Apalagi penuh kejutan ala kisah Hollywood: perjuangan, petualangan, cinta, perselingkuhan, gaya yang flamboyan, dan akhir yang di luar dugaan, klimaks. Mohammad Natsir menarik karena ia santun, bersih, konsisten, toleran, tapi teguh berpendirian. Satu teladan yang jarang.

DIA, Mohammad Natsir (17 Juli 1908–6 Februari 1993), orang yang puritan. Tapi kadang kala orang yang lurus bukan tak menarik. Hidupnya tak berwarna-warni seperti cerita tonil, tapi keteladanan orang yang sanggup menyatukan kata-kata dan perbuatan ini punya daya tarik sendiri. Karena Indonesia sekarang seakan-akan hidup di sebuah lingkaran setan yang tak terputus: regenerasi kepemim­pinan terjadi, tapi birokrasi dan politik yang bersih, kesejahteraan sosial yang lebih baik, terlalu jauh dari jangkauan. Natsir seolah-olah wakil sosok yang berada di luar lingkaran itu. Ia bersih, tajam, konsisten dengan sikap yang diambil, bersahaja.

Dalam buku Natsir, 70 Tahun Kenang-kenangan Kehidupan dan Perjuangan, ­Ge­orge McTurnan Kahin, Indonesianis asal Amerika yang bersimpati pada perjuangan bangsa Indonesia pada saat itu, bercerita tentang pertemuan pertama yang mengejutkan. Natsir, waktu itu Menteri Penerangan, berbicara apa adanya tentang negeri ini. Tapi yang membuat Kahin betul-betul tak bisa lupa adalah penampilan sang menteri. ”Ia memakai kemeja bertambalan, sesuatu yang belum pernah saya lihat di antara para pegawai pemerintah mana pun,” kata Kahin.

Mungkin karena itulah sampai tahun ini—seratus tahun setelah kelahirannya, 15 tahun setelah ia mangkat—tidak sedikit orang menyimpan keyakinan bahwa Mohammad Natsir merupakan sebagian dunia kontempo­rer kita. Masing-masing memaklumkan keakraban dirinya dengan tokoh ini. Di kalangan Islam garis keras, misalnya, banyak yang berusaha melupakan kedekatan pikirannya dengan demokrasi Barat, seraya menunjukkan betapa gerahnya Natsir menyaksikan agresivitas ­misionaris Kristen di tanah air ini. Dan di kalangan Islam ­moderat, dengan politik lupa-ingat yang sama, tidak sedikit yang melupakan periode ketika bekas perdana menteri dari Partai Masyumi­ ini memimpin Dewan Dakwah­ Islamiyah; seraya mengenang masa tatkala perbedaan pendapat tak mampu memecah-belah bangsa ini. Pluralisme, waktu itu, sesuatu yang biasa.

Memang Mohammad Natsir hidup ketika persahabatan lintas ideologi bukan hal yang patut dicurigai, bukan suatu pengkhianatan. Natsir pada dasarnya antikomunis. Bahkan keterlibatannya kemudian dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), antara lain, disebabkan oleh kegusaran pada pemerintah Soekarno yang dinilainya semakin dekat dengan Partai Komunis Indonesia. Masyumi dan PKI, dua yang tidak mungkin bertemu. Tapi Natsir tahu politik identitas tidak di atas segalanya. Ia biasa minum kopi bersama D.N. Aidit di kantin gedung parlemen, meskipun Aidit menjabat Ketua Central Committee PKI ketika itu.

Perbedaan pendapat pula yang mempertemukan Bung Karno dan Mohammad Natsir, dan mengantar ke pertemuan-pertemuan lain yang lebih berarti. Waktu itu, pe­ngujung 1930-an, Soekarno yang menjagokan nasionalis­me-sekularisme dan Natsir yang mendukung Islam sebagai bentuk dasar negara terlibat dalam polemik yang panjang di majalah Pembela Islam. Satu polemik yang tampaknya tak berakhir dengan kesepakatan, melainkan saling mengagumi lawannya.

Lebih dari satu dasawarsa berselang, keduanya ”bertemu” lagi dalam keadaan yang sama sekali berbeda. Natsir menjabat menteri penerangan dan Soekarno presiden dari negeri yang tengah dilanda pertikaian partai politik. Puncak kedekatan Soekarno-Natsir terjadi ketika Natsir sebagai Ketua Fraksi Masyumi menyodorkan jalan keluar buat negeri yang terbelah-belah oleh model federasi. Langkah yang kemudian populer dengan sebutan Mosi Integral, kembali ke bentuk negara kesatuan, itu berguna untuk menghadang politik pecah-belah Belanda.

Mohammad Natsir, sosok artikulatif yang selalu memelihara kehalusan tutur katanya dalam berpolitik, kita tahu, akhirnya tak bisa menghindar dari konflik keras dan berujung pada pembuktian tegas antara si pemenang dan si pecundang. Natsir bergabung dengan PRRI/Perjuang­an Rakyat Semesta, terkait dengan kekecewaannya terhadap Bung Karno yang terlalu memihak PKI dan kecenderungan kepemimpinan nasional yang semakin otoriter. Ia ditangkap, dijebloskan ke penjara bersama beberapa tokoh lain tanpa pengadilan.

Dunianya seakan-akan berubah total ketika Soekarno, yang memerintah enam tahun dengan demokrasi terpimpinnya yang gegap-gempita, akhirnya digantikan Soeharto. Para pencinta demokrasi memang terpikat, menggantungkan banyak harapan kepada perwira tinggi pendiam itu. Soeharto membebaskan tahanan politik, termasuk Natsir dan kawan-kawannya. Tapi tidak cukup lama Soeharto memikat para pendukung awalnya. Pada 1980 ia memperlihatkan watak aslinya, seorang pemimpin yang cenderung otoriter.

Dan Natsir yang konsisten itu tidak berubah, seperti di masa Soekarno dulu. Ia kembali menentang gelagat buruk Istana dan menandatangani Petisi 50 yang kemudian memberinya stempel ”musuh utama” pemerintah Soeharto. Para tokohnya menjalani hidup yang sulit. Bisnis keluarga mereka pun kocar-kacir karena tak bisa mendapatkan kredit bank. Bahkan beredar kabar Soeharto ingin mengirim mereka ke Pulau Buru—pulau di Maluku yang menjadi gulag tahanan politik peng­ikut PKI. Soeharto tak memenjarakan Natsir, tapi dunianya dibuat sempit. Para penanda tangan Petisi 50 dicekal.
Mohammad Natsir meninggalkan kita pada 1993. Dalam hidupnya yang cukup panjang, di balik kelemahlembut­annya, ada kegigihan seorang yang mempertahankan sikap. Ada keteladanan yang sampai sekarang membuat kita sadar bahwa bertahan dengan sikap yang bersih, konsisten, dan ber­sahaja itu bukan mustahil meskipun penuh tantang­an. Hari-hari belakangan ini kita merasa teladan hidup seperti itu begitu jauh, bahkan sangat jauh. Sebuah alasan yang pantas untuk menuliskan tokoh santun itu ke dalam banyak halaman laporan panjang edi­si ini.


Para pejuang Islam punya andil besar bagi negeri ini. Mereka rela menguras tenaga, pikiran, harta bahkan darah dan air mata agar Indonesia bebas dari cengkeraman penjajah. Nampaknya, ini dipahami betul Pemerintah saat ini.

Jika tidak ada aral melintang, Pemerintah akan memberikan gelar pahlawan kepada sejumlah tokoh pergerakan Islam Indonesia. Presiden Susilo bambang Yudhoyono akan memberikan gelar tersebut pada acara peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November 2007 mendatang.

Salah satu pejuang Islam yang disebut-sebut akan mendapatkan gelar tersebut adalah Allahyarham Muhammad Natsir. Mantan Ketua Masyumi, unsur pimpinan PRRI dan Ketua Dewan Islamiyyah Indonesia (DDII) itu dianggap berjasa bagi bangsa dan negara ini.

Usaha mengukuhkan mantan perdana menteri Indonesia era Orde Lama itu memang sudah lama dilakukan, baik oleh ormas Islam, kerabat dekat maupun umat Islam umumnya. Bahkan di daerah asal M. Natsir, Sumatera Barat, upaya itu telah dilakukan sejak masa Orde Baru.

Salah satu lembaga yang getol memperjuangkan Natsir sebagai pahlawan nasional adalah Tim Tujuh Perjuangan Masyarakat Sumatera Barat. Untuk kepentingan ini, mereka telah menggelar diskusi intensif dengan berbagai pihak untuk menerima maksukan dari masyarakat tentang sosok yang diusulkan menjadi pahlawan nasional.

Pada seminar nasional M Natsir pada tanggal 11 Agustus 2007 lalu di Padang, Sumatera Barat misalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Sumbar telah melalukan beberapa kali sidang pleno, lalu di tingkat pusat oleh Departemen Sosial. Hasilnya, mereka sepakat memprioritaskan M Natsir menjadi pahlawan nasional.
“Alhamdulillah, sebelum tanggal 10 November 2207 mendatang, insya Allah nama Pak Natsir akan disahkan manjadi pahlawan Nasional,” tutur H Bachtiar Kahar yang juga adalah Ketua Tim Tujuh Perjuangan Masyarakat Sumber, seperti dikutip harian Singgalang, Jumat (27/10).

Berbagai kelengkapan sebagai syarat pengajuan sebagai pahlawan nasional telah tuntas. Pengakuan dari pusat sendiri menyebutkan bahwa pak Natsir akan diprioritaskkan manjadi pahlawan nasional, hanya menunggu waktu pengumuman saja. “Masyarakat Sumbar boleh berbangga pada peringatan hari Pahlawan nanti karena nama Natsir sudah ada dalam buku Pahlawan Nasional,” tambah Bachtiar.

Pemerintah Kabupaten dan Kota pun tak tinggal diam, bahkan mereka telah mempersiapkan langkah berikutnya. Jika pemerintah resmi mengangkat M Natsir sebagai pahlawan nasional, Pemkot akan mengabdikan namanya pada salah satu ruas jalan dan nama gedung di daerah tersebut.

Sayangnya, hingga artikel ini ditulis pihak keluarga M Natsir belum dihubungi secara resmi oleh pemerintah.Menurut pengakuan pihak keluarga, mereka mendengar rencana pengajuan M Natsir sebagai pahlawan nasional sejak bulan Ramadhan lalu. Namun, keluarga belum mendapat konfirmasi resmi dari pemerintah. “Resminya kami belum dapat,” kata Asma Farida natsir, putri kandung M Natsir.

Bu Farida, demikian Ketua Bagian Muslimat DDII ini biasa dipanggil, membenarkan bahwa usulan pangajuan Pak Natsir sebagai pahlawan nasional bukan berasal dari keluarga, tapi dari masyarakat di daerah asal beliau. “Kami hanya memberikan data-data saja. Inisiatif datang dari masyarakat karena mereka berkepentingan,” ujarnya, sambil mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang mengusulkan M Natsir sebagai pahlawan nasional.

Penganugerahan gelar pahlawan nasional dari pemerintah kepada para pejuang Islam ini memang telah lama ditunggu-tunggu umat. Selain wujud apresiasi negara kepada mereka, pemberian gelar itu juga merupakan bentuk pengakuan kita akan jasa-jasa besar mereka terhadap negeri ini.

Ribuan lagi para pejuang Islam berjasa demi bangsa dan negara. Mereka berjuang tanpa pamrih. Karena itu, di hari Pahlawan ini, jangan pernah melupakan pengorbanan mereka. Akankah bangsa ini menjadi bangsa yang besar jika pejuang yang ikut menegakkan bangsa ini terlupakan? [sbl/infokito]

Wallahua’lam


“Pilihlah salah satu dari dua jalan, Islam atau Atheis.” adalah kutipan pidato Muhammad Natsir di Parlemen Indonesia di masa kemerdekaan. Muhammad Natsir adalah tokoh Islam kontemporer dunia Islam, mujahid dan politikus piawai. Mencurahkan segenap kemampuan untuk menjadikan Islam sebagai sistem pemerintahan Indonesia, dan melawan orang-orang yang menghalangi tegaknya Islam.Hingga riwayat hidupnya tercatat dalam buku “Mereka yang telah pergi, Tokoh-tokoh Pembangunan Pergerakan Islam Kontemporer”.

Muhammad Natsir lahir pada tanggal 16 Juli 1908 di Maninjau Sumatera Barat. Ia dibesarkan di keluarga agamis, ayahnya seorang ulama terkenal di Indonesia. Lingkungan seperti ini sangat berpengaruh pada pertumbuhan sang putra. Ia belajar di sekolah agama dan negeri. Mendapat ijazah perguruan tinggi terbiyah
Bandung, Mendapat gelar Doktor Honoris Causal fari Universitas Islam Indonesia (dulu Sekolah Tinggi Islam), Yogyakarta. Pada masa pendudukan Belanda aktif pada dunia pendidikan di Bandung, menjadi pemimpin pada Direktorat Pendidikan di Jakarta.

Tahun 1945, Dr. Muhammad Hatta, wakil Presiden RI setelah kemerdekaan, memintanya membantu melawan penjajah. Kemudian ia menjadi anggota Majelis permusyawaratan Rakyat Sumatera. Tahun 1946, ia mendirikan partai MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia). Ia juga menjabat Menteri Penerangan Selama empat tahun.

Perjuangan Muhammad Natsir

Ketika Belanda hendak menjadikan Indonesia negera serikat, Muhammad Natsir menentangnya dan mengajukan pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia. Usulan ini disetujui 90% anggota Masyumi. Tahun 1950, ia diminta membentuk kabinet sekaligus menjadi perdana Menterinya. Tapi belum genap setahun ia dipecat karena bersebrangan dengan presiden Soekarno. Ia tetap memimpin Masyumi

dan menjadi angota parlemen hingga tahun 1957. Pidatonya yang berjudul “Pilihlah salah satu dari dua jalan, Islam atau Atheis.” yang disampaikan di parlemen Indonesia dan dipublikasikan majalah “Al Muslimin”, punya pengaruh besar pada anggota parlemen dan masyaakat muslim Indonesia.

Saat menerjuni bidang politik, Muhammad Natsir adalah sorang politikus piawai. Saat menerjuni medan perang, ia menjadi panglima yang gagah berani, dan saat berdebat dengan musuh, ia tampil sebagai pakar ilmu dan dakwah. Muhammad Natsir menentang serangan membabi buta yang dilancarkan para misionaris Kristen, antek-antek penjajah dan para kaki tangan Barat maupun Timur, dengan menerbitkan majalah Pembela Islam. Ia juga menyerukan Islam sebagai titik tolak kemerdekaan dan kedaulatan, pada saat Soekarno dan antek-anteknya menyerukan nasionalisme Indonesia sebagai titik tolak kemerdekaan. Saat itu
Soekarno bersekutu dengan Komunis yang terhimpun dalam Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk melawan Muhammad Natsir dan Partai Masyumi. Pertarungan ini berlangsung hingga tahun 1961, Soekarno membubarkan Partai Masyumi dan menahan pemimpinnya, terutama Muhmmad Natsir.Namun perlawan kaum muslimin Indonesia tidak padam, terus berlanjut hingga terjadi revolusi militer yang berhasil menggulingkan Soekarno pada tahun 1965.

Manhaj Dakwah Muhammad Natsir

Keluar dari penjara, Muhammad Natsir dan rekan-rekannya mendirikan Dewan Dakwah Islam Indonesia yang memusatkan aktivitasnya untuk membina masyarakat, mengerahkan para pemuda, dan menyiapkan dai. Kemudian cabang-cabang DDI terbentuk di seluruh Indonesia, dan generasi muda dapat mengenyam fikrah Islam yang benar, memberi pengarahan kepada masyarakat, mendirikan pusat-pusat kegiatan Islam (Islamic Center) dan masjid, menyebarkan buku-buku Islam, membentuk ikatan-ikatan pelajar Islam, serta mendirikan beberapa asosiasi profesional: para insinyur, petani, pekerja dan lain-lain. Ia juga menjalin hubungan dengan gerakan-geraka Islam Internasional, untuk saling tukar pengalaman dan saling mengokohkan persatuan. tahun 1967, Muhammad Natsir dipilih menjadi Wakil Ketua Muktmaar Islam Internasiomal di Pakistan.

Kepedulian Muhammad Natsir

Muhammad Natsir sangat seius memperhatikan masalah Palestina. Ia temui tokoh, pemimpin dan dai di negara-negara Arab dan Islam untuk membangkitkan semangat membela Palestina, setelah kekelahan tahun 1967. Siang dan malam Muhammad Natsir berkunjung ke wilayah di Indonesia untuk urusan dakwah. Setelah Soekarno tumbang bulan Oktber 1965, kristenisasi semakin meningkat. Para misionaris melipatgandakan upayanya, membangun gereja-gereja, menyebarkan Injil, mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Kristen dan membuka sekolah-sekolah misionaris. mereka berharap tahun 2000 Indonesia menjadi Kristen.

Meskipun para misionaris mendaptkan suplay dana dari luar negeri dalam menjalankan aksinya, namun upaya Muhammad Natsir dn rekan-rekannya menjadi penghambat aktivitas para misionaris dan mengagalkan rencana serta konspirasi busuk mereka. Rakyat Indonesia mulai mendekati dai untuk mengenal Islam yang benar. Kesadaran berislam pun merebak dikalangan mahasiswa dan pelajar,
juga menyentuh para intelektual.

Ungkapan-ungkapan Muhammad Natsir

“Islam tidak terbatas pada aktivitas ritual muslim yang sempit, tapi pedoman hidup bagi individu, masyarakat dan negara. Islam menentang kesewenang-wenangan manusia terhadap saudaranya. karena itu, kaum muslimin harus berjihad untuk mendapatkan kemerdekaan. Islam menyetujui prinsip-prinsip negara
yang benar. Karena itu, kaum muslimin harus mengelola negara yang merdeka berdasarkan nilai-nilai Islam. Tujuan ini tidak terwujud jika kaum muslimin tidak punya keberanian berjihad untuk mendapatkan kemerdekaan, sesuai dengan nilai-nilai yang diserukan Islam. Mereka juga harus serius membentuk kader dari kalangan pemuda muslim yang terpelajar.”

Saat diwawancarai dengan redaktur majalah “Al-Wa’yul ISlami” Kuwait di kediaman Muhammad Natsir pada tahun 1989, Muhammad Natsir berkata: “Saya tidak takut masa depan, karena tidak ada bahaya. Masa depan
milik Umat Islam, jika mereka tetap istiqomah, baik secara pribadi atau kolektif.” Ketika redaktur bertanya tentnag tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam dirinya dan mempengaruhi perjuangannya, Muhammad natsir menjawab: “Haji Syaikh Muhammad Amin Al-Husaini, Imam Asy Syahid Hasan Al-Banna dan Imam Al-Hudhaibi.Sedangtokoh tokoh Indonesia adalah Syaikh Agus Salim dan Syaikh Ahmad Surkati.”

Karya-Karya Muhammad Natsir

Banyak karya tulis yang ditinggalkan oleh Muhammad Natsir, baik yang terkait dengan dakwah atau pemikiran. Sebagian telah diterbitkan dalam bahasa Arab dengan jumlah lebih dari 35 buah buku, diantaranya adalah Fiqhud Da’wah (Fikih Dakwah) dan Ikhtaru Ahadas Sabilain (Pilih salah satu dari dua jalan). Disamping itu masih banyak ceramah, riset, makalah Muhammad Natsir yang tersebar dan tidak dapat dihitung.

Akhir Hidup

Hamba Allah Muhammad Natsir pulang kerahmatullah pada tanggal 5 Februari 1993 di Jakarta. Perjalanan hidupnya dalam menegakkan dawah Islam menjadi inspirasi bagi generasi penerus dakwah di Indonesia.

Oleh: Ningsih
Sumber: http://www.pks-jaksel.or.id/Article133.phtml

Meluruskan Riwayat Pernikahan Rasulullah SAW-Aisyah r.a.

Berita Syekh Puji menikahi gadis berusia 12 tahun cukup membuat resah banyak kalangan. Di media dia beralasan salah satunya karena mencontoh Rasulullah yang menikahi Aisyah ketika Aisyah berusia 6 tahun. Sehingga jika Rasulullah menikahi Aisyah yang 6 tahun, tidak bersalah dong kalau dirinya menikahi gadis yang berusia 12 tahun.

Tulisan ini mencoba meluruskan riwayat pernikahan Rasulullah dengan Aisyah ra. yang telah berabad-abad lamanya diyakini secara tidak rasional. Dan efeknya, orientalis Barat pun memanfaatkan celah argumen data pernikahan ini sebagai alat tuduh terhadap Rasulullah dengan menganggapnya fedofilia. Mari kita buktikan. Secara keseluruhan data-data yang dipaparkan tulisan ini diambil dari hasil riset Dr. M. Syafii Antonio dalam bukunya, Muhammad SAW The Super Leader Super Manager (2007).

Kualitas Hadits
Alasan pertama. Hadits terkait umur Aisyah saat menikah tergolong problematis alias dho'if. Beberapa riwayat yang menerangkan tentang pernikahan Aisyah dengan Rasulullah yang bertebaran dalam kitab-kitab Hadits hanya bersumber pada satu-satunya rowi yakni Hisyam bin 'Urwah yang didengarnya sendiri dari ayahnya. Mengherankan mengapa Hisyam saja satu-satunya yang pernah menyuarakan tentang umur pernikahan 'Aisyah r.a tersebut. Bahkan tidak oleh Abu Hurairah ataupun Malik bin Anas. Itu pun baru diutarakan Hisyam tatkala telah bermukim di iraq. Hisyam pindah bermukim ke negeri itu dalam umur 71 tahun.
Mengenai Hisyam ini, Ya'qub bin Syaibah berkata: "Apa yang dituturkan oleh Hisyam sangat terpercaya, kecuali yang disebutkannya tatkala ia sudah pindah ke Iraq." Syaibah menambahkan, bahwa Malik bin Anas menolak penuturan Hisyam yang dilaporkan oleh penduduk Iraq. (Ibn Hajar Al-Asqalani, Tahzib al-Tahzib. Dar Ihya al-Turats al-Islami, Jilid II, hal. 50) Termaktub pula dalam buku tentang sketsa kehidupan para perawi Hadits, bahwa tatkala Hisyam berusia lanjut ingatannya sangat menurun (Al-Maktabah Al-Athriyah, Jilid 4, hal. 301). Alhasil, riwayat umur pernikahan Aisyah yang bersumber dari Hisyam ibn 'Urwah, tertolak.

Urutan Peristiwa Kronologis
Alasan kedua. Terlebih dahulu perlu diketahui peristiwa-peristiwa penting secara kronologis ini:
Pra-610 M : Zaman Jahiliyah
610 M : Permulaan Wahyu turun
610 M : Abu Bakar r.a. masuk Islam
613 M : Nabi Muhammad SAW mulai menyiarkan Islam secara terbuka
615 M : Umat Islam hijrah I ke Habsyah
616 M : Umar bin al-Khattab masuk Islam
620 M : Aisyah r.a dinikahkan
622 M : Hijrah ke Madinah
623/624 M : Aisyah serumah sebagai suami isteri dengan Nabi Muhammad SAW.
Menurut Al-Thabari, keempat anak Abu Bakar ra. dilahirkan oleh isterinya pada zaman Jahiliyah. Artinya sebelum 610 M.
Jika 'Aisyah dinikahkan dalam umur 6 tahun berarti 'Aisyah lahir tahun 613 M. Padahal menurut Al-Thabari semua keempat anak Abu Bakar ra. lahir pada zaman Jahiliyah, yaitu sebelum tahun 610. Jadi kalau Aisyah ra. dinikahkan sebelum 620 M, maka beliau dinikahkan pada umur di atas 10 tahun dan hidup sebagai suami isteri dengan Nabi Muhammad SAW dalam umur di atas 13 tahun. Kalau di atas 13 tahun, dalam umur berapa pastinya beliau dinikahkan dan serumah? untuk itu kita perlu menengok kepada kakak perempuan Aisyah ra. yaitu Asma.

Perhitungan Usia Aisyah
Menurut Abdurrahman ibn Abi Zannad, "Asma 10 tahun lebih tua dari 'Aisyah ra." (At-Thabari, Tarikh Al-Mamluk, Jilid 4, hal. 50. Tabari meninggal 922 M) Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani, Asma hidup hingga usia 100 tahun dan meninggal tahun 73 atau 74 Hijriyah (Al-Asqalani, Taqrib al-Tahzib, hal. 654). Artinya, apabila Asma meninggal dalam usia 100 tahun dan meninggal pada tahun 73 atau 74 Hijriyah, maka Asma berumur 27 atau 28 tahun pada waktu Hijrah, sehingga Aisyah berumur (27 atau 28) - 10 = 17 atau 18 tahun pada waktu Hijriyah. Dengan demikian berarti Aisyah mulai hidup berumah tangga dengan Nabi Muhammad SAW pada waktu berumur 19 atau 20 tahun.
Allohu a'lam bishshawab.

JAKARTA - Kasus pernikahan kontroversial yang dilakukan Syekh Puji terhadap anak di bawah umur ditengarai telah melanggar tiga undang-undang (UU) yang ada di Indonesia, dan Konvensi Jenewa tentang Hak Anak-anak.

Ketiga UU tersebut, yakni UU No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, UU 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta menuturkan, pernikahan dini itu mempunyai implikasi yang serius bagi anak khususnya perempuan. Termasuk bahaya kesehatan, trauma psikis berkepanjangan, gangguan perkembangan pribadi, dampak sosial seperti putus sekolah, kesempatan ekonomi yang terbatas, dan seringkali sebagai pemicu perceraian dini.

"Tingginya angka usia perkawinan dini berkaitan dengan terlalu cepatnya anak-anak kehilangan aksesbelitas pada pendidikan," ucap Meutia dalam konferensi press 'Dampak Penikahan Dini' yang digelar oleh Departemen Komunikasi dan Informasi, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (3/11/2008).

Sementara itu di tempat yang sama Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menggarisbawahi pemahaman bersama dalam Konvensi Jenewa tentang Hak Anak-anak. Sehingga KPAI menghimbau kepada seluruh masyarakat, agar tidak lagi memiliki ide mengupayakan atau melakukan perkawinan dini dengan anak-anak.

"Dalam pasal satu (Konvensi Jenewa) jelas-jelas disebutkan, bahwa seorang anak berarti setiap manusia di bawah umur 18 tahun," ujar Ketua KPAI Masnah Tari.

Ketua MUI Huzaimah yang juga hadir dalam konferensi press tersebut menekankan, agar masyarakat tidak terpengaruh dan ikut-ikutan dengan tindakan Syekh Puji yang menikahi anak di bawah umur. MUI menjelaskan dasar menikah adalah memiliki kesiapan materi, mental, dan kejiwaan. Sehingga tujuan berumahtangga dengan membangun keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang dapat diwujudkan.

"Lalu kalau anak-anak, bagaimana mereka memaknai cinta dan kasih sayang?" tanya Huzaimah.

Sementara Menteri Komunikasi dan Informasi M Nuh juga menghimbau agar media massa lebih arif dalam memberi porsi pemberitaan dalam kasus ini. Untuk menghidarkan kemungkinan trauma psikologis di masa mendatang, seorang anak wajib mendapat perlindungan dalam hal publikasi. Sehingga sebaiknya wajah, maupun nama lengkap anak tidak dibuka terang-terangan di media massa.

"Seorang anak yang sudah menjadi korban hendaknya tidak lagi dikorbankan dalam pemberitaan media," tegasnya. (hri)

kosakata-sedikit demi sedikit beterbangan dari kepalaku
kata- demi kata serasa melayang
serpihan-serpihan ide menjadi berserakan di taman jiwa ini
tak tau mengapa

ribuan kata yang tlah tersusun rapi tiba tiba berbaur dengan buih di samudera aksara tak bertepi
kucoba memilih satu tapi dia kembali terbang
kucoba menangkap satu dari ribuan kata tapi tak kunjung kudapati

mungkin kata ini begitu besar
mungkin lidah ini begitu kelu untuk mengucapnya
tidakkah mungkin kata ini terucap
kepada sesuatu yang terindah kurasa....






....... teruntuk sang dewi



Adalah Raja Zhao yang memerintah sebuah kerajaan di abad ketiga,
mengirim putranya pangeran Chao Chan yang telah beranjak dewasa ke
sebuah kuil dimana seorang guru besar Pan Ku berada. Chao Chan akan
dididik menjadi seorang pemimpin agar kelak siap menggantikan
ayahnya sebagai raja.

Sehari setelah tiba di kuil, Chao Chan merasa aneh karena Pan Ku
justru mengajak Chao Chan masuk kedalam hutan lalu meninggalkannya
seorang diri di sebuah rumah yang telah disediakan baginya ditengah
hutan itu. "Tinggallah disini dan belajarlah pada alam, satu bulan
lagi aku akan datang menjemputmu" demikian kata Pan Ku.

Satu bulan kemudian Pan Ku datang menjenguk sang pangeran di dalam
hutan dan bertanya: "Katakanlah, selama sebulan di hutan ini suara
apa saja yang sudah kau dengar?"
"Guru," jawab pangeran, "Saya telah mendengar suara kokok ayam
hutan, jangkrik mengerik, lebah mendengung, burung berkicau,
serigala melolong…." dan masih banyak suara-suara lainnya yang
disebutkan oleh Chao Chan.

Usai pangeran Chao Chan menjelaskan pengalamannya, guru Pan Ku
memerintahkannya untuk tinggal selama tiga hari lagi untuk
memperhatikan suara apa lagi yang bisa didengar selain yang telah
disebutkannya. Untuk kesekiankalinya Chao Chan tidak habis mengerti
dengan perintah sang guru, bukankah ia telah menyebutkan banyak
suara yang didengarkannya?
Chao Chan termenung setiap hari namun tetap berpikir keras ingin
menemukan suara yang dimaksud oleh Pan Ku, tetapi tetap saja tidak
menemukan suara lain dari yang selama ini sudah didengarnya.

Pada hari ketiga menjelang matahari terbit, Chao Chan bangun dari
tidurnya kemudian duduk bersila di rerumputan dan mulailah
bermeditasi. Dalam kesunyian itulah sayup-sayup Chao Chan mendengar
suara yang benar-benar berbeda dengan sebelumnya.
Semakin lama suara itu semakin jelas, dan saat itulah Chao Chan
mengalami pencerahan. "Pasti inilah suara-suara yang dimaksud guru."
teriaknya dalam hati.
Akhirnya tanpa menunggu Pan Ku datang mengunjunginya, sang pangeran
bergegas kembali ke kuil untuk melaporkan temuannya.

"Guru", ujarnya "Ketika saya membuka telinga dan hati saya lebar-
lebar, saya dapat mendengar hal-hal yang tak terdengar seperti suara
bunga merekah, suara matahari yang memanaskan bumi dan suara rumput
minum embun pagi."
Pan Ku tersenyum lega seraya manggut-manggut mengiyakan, lalu
katanya: "Mampu mendengarkan suara yang tak terdengar adalah
pelajaran wajib yang paling penting bagi siapapun yang ingin menjadi
pemimpin yang baik."

"Karena, baru setelah seseorang mampu mendengar suara hati
pengikutnya, mendengar perasaan yang tidak ter-ekspresikan,
kesakitan yang tak terungkapkan, keluhan yang tidak diucapkan, maka
barulah seorang pemimpin akan paham betul apa yang salah dan niscaya
akan mampu memenuhi kebutuhan yang sesungguhnya dari para
pengikutnya" .

UNGARAN- Ada saja kejutan datang dari seorang tokoh dan pengusaha kaya raya Kabupaten Semarang, Syeh Puji. Setelah sukses membagikan zakat hingga Rp 1,3 milliar lebaran lalu, kini kyai nyentrik itu menikahi seorang gadis belia umur 11 tahun. Lebih sensasional lagi, setelah dinikahi, istri keduanya itu diamanahi menjadi General Manager (GM) perusahaanya yang beromset Rp 110 milliar.
Itulah Syeh Puji. Pengasuh Ponpes Miftahul Jannah yang punya nama lengkap Syech DR HM Pujiono Cahyo Widianto itu memang bisa berbuat segalanya. Selain seorang kyai, dia sekaligus pengusaha hebat. Kemarin pengusaha asal Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang itu melantik istri barunya yang masih berusia 11 tahun sebagai General Manajer perusahaan yang dipimpinnya, PT Sinar Lendoh Terang (Silenter). Istri keduanya yang masih imut-imut itu bernama Lutfiana Ulfa, putri dari pasangan Suroso (35) dan Siti Hurairah (33), warga Randu Gunting, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.
Dengan demikian, berarti bocah yang tahun ini baru lulus SDN I Randu Gunting, Bergas tersebut akan berkuasa penuh serta memegang kendali laju perusahaan yang bergerak di bidang eksportir kuningan, kaligrafi, serta buku tentang agama dan Al Quran itu. “Jadi semua laju perusahaan yang menjalankan dia. Dan ini merupakan satu-satunya GM termuda di Indonesia. Bahkan mungkin bisa dikatakan di dunia. Dengan omset yang dikelolanya sebesar Rp 100 miliar,” ucap Syech Puji, panggilan akrabnya.
Menurut pemilik ponpes Mifthul Jannah Pujiono CW, dirinya menobatkan istri keduanya tersebut yang nota bene masih awam di dunia bisnis itu, lantaran usia muda lebih gampang untuk dibentuk dan diarahkan. Selain itu, karena istri pertamanya, Umi Hanni, yang kini masih setia mendampinginya jauh hari menyatakan tidak sanggup untuk menjalankan kendali perusahaannya. Sebagai pilihannya, dia ingin hanya mengurus Ponpes dan Yayasan Miftahul Jannah saja.
“Karena itu pilihan saya pada dia (istri keduanya, red). Selain dia memang menyatakan sanggup, juga atas izin dari istri pertama saya. Bahkan yang mencarikan istri kedua itu adalah istri pertama saya, apa nggak hebat dia,” ujar Syech Puji atas istri pertamanya yang hafidhoh (hapal Al Qur’an, red) itu.
Syech Puji mengakui kebesaran dan kesuksesan perusahaannya itu, dilaluinya dengan tirakat ritual yang dilakukanya selama 18 bulan. Tepatnya pada 1991, ketika Syeh Puji mendirikan perusahaannya yang diberi nama PT Silenter.
“Karena saya ingin sukses dalam usaha saya, saya melakukan wirid dengan membaca salawat Nariyah selama 18 bulan mulai jam 12 malam hingga pagi tidak pernah tidur,” tandasnya sambil menambahkan tirakat tersebut didapat atas bimbingan Mbah Mad dari Ponpes Watucongol, Muntilan, Magelang.
Selama tirakat dia memohon lewat doa, wirid dan baca salawat. Juga diimbangi dengan kerja keras dan banyak-banyak sodaqoh. Dia juga mengatakan kalau dalam awal-awal mendirikan perusahaanya itu, selalu menjalankan puasa nglempus yakni tidak makan-minum dan tidur selama beberapa hari. Hal itu tergantung niat awalnya.
“Kalau untuk kesuksesan sesuatu, bisa hingga 3 atau 7 hari, bahkan 11 hari berturut-turut saya lakukan puasa tidak makan-tidak minum dan tidur untuk tujuan tertentu,” tambahnya.
Selain Salawat Nariyah, kata Syeh Puji, ada bacaan atau wirid yang harus diamalkan untuk mencapai kesuksesan seperti yang dialaminya sekarang ini. Meski untuk itu, sepertinya dia merahasiakan mengungkapkannya. “Itu cukup berat. Karena istri pertama saya tidak sanggup, maka saya cari yang muda usianya untuk menjalankan seperti yang saya jalankan dulu hingga saat ini,” ucap perai penghargaan sebagai Bapak Pendidikan Kabupaten Semarang 2006 dari Pemkab setempat itu.
Bersamaan dengan beranjaknya usianya yang 43 tahun itu, serta dengan dalih penerus untuk imperium bisnisnya yang menurutnya miliki dana cadangan ratusan miliar tersebut. Maka tidak heran kalau Syech Puji ingin menyelamatkan kerajaan bisnisnya itu dengan mencari penerusnya sekalian orang kepercayaan untuk memegang perusahaanya. “Karena itu, saya mencari pendamping atau istri lagi untuk saya jadikan GM di perusahaan saya atas seizin istri pertama saya,” tegasnya.
Syech mengaku menikahi istri keduanya itu pada tanggal 8 Agustus tahun ini. Dan istri keduanya itu sebelumnya telah dicari selama satahun dengan kreteria yang ditentukan, diantaranya harus pintar, dewasa dan cerdas. Selama itu Syech disodori oleh para tokoh masyarakat hingga guru tentang calon istrinya. Baru pada usaha yang ke-21 kali, ia menemukan kecocokan dengan Ibu Lutfiana –panggilan istri keduanya– sebagai pendamping barunya. “Ya ini merupakan pemberian Allah, karena tidak satu-dua kali saya mencari dan bisa pas,’’ tambahnya.
Sementara menurut pengakuan ayah Lutfiana Ulfa, Suroso, yang ditemui kemarin di acara halal bihalal serta pengukuhan GM dan Regional Sales Manajer PT Silenter di Ponpes Miftahul Jannah, bahwa dirinya sekeluarga sebelum anaknya dilamar punya firasat khusus. Saat itu kamar mandinya tiba-tiba dijadikan tempat lebah madu bersarang. Padahal tidak biasanya. Selain itu, anaknya meski masih kecil namun cara bicaranya seperti orang dewasa, bijak dan penuh pengertian. Bahkan suatu kali bilang, dia ingin bercita-cita mengenyam pendidikan tinggi dan akan menghajikan kedua orangtuaya.
“Sewaktu ibunya hamil, saya mimpi di halaman rumah saya kejatuhan bulan,” cerita ayah Lutfiana. (mus)

sumber : harian meteor

ramadhan menjelang


nggak terasa sudah ramadhan lagi
apa aku bisa sesuci dulu\

apa aku bisa sampai ramdhan tahun ini
ya Alloh
aku ingin lebih baik

ya Alloh
sampaikanlah aku pada bulan ramadhan Mu

Kisah mengharukan dari blog orang..
Jangan pada nangis ya, bacanya..





Tanpa disadari terkadang sikap apatis menyertai saat langkah kaki
mengarungi tuk coba taklukkan ibukota negri ini. Semoga kita selalu diingatkan.

Sekedar berbagi cerita di forum orang orang super dalam keindahan hari ini :

Siang ini February 6, 2008 , tanpa sengaja ,saya bertemu dua manusia
super. Mereka mahluk mahluk kecil , kurus ,kumal berbasuh keringat. Tepatnya
diatas jembatan penyeberangan setia budi , dua sosok kecil berumur kira kira
delapan tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam.
Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue diujung
jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan "Terima kasih Oom !". Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan Cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk kearah mereka.

Kaki - kaki kecil mereka menjelajah lajur lain diatas jembatan , menyapa
seorang laki laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang penuh
keceriaan, laki laki itupun menolak dengan gaya yang sama dengan saya,lagi
lagi sayup sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka
Kantong hitam tampat stok tissue dagangan mereka tetap teronggok disudut
jembatan tertabrak derai angin Jakarta . Saya melewatinya dengan lirikan
kearah dalam kantong itu , duapertiga terisi tissue putih berbalut plastik transparan .

Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati
mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita , senyum diwajah mereka
terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang manggayut langit Jakarta .

" Terima kasih ya mbak .semuanya dua ribu lima ratus rupiah!" tukas mereka
, tak lama siwanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh
ribu rupiah .

" Maaf , nggak ada kembaliannya ..ada uang pas nggak mbak ? " mereka
menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan
sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang tengah
mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter.

" Oom boleh tukar uang nggak , receh sepuluh ribuan ?" suaranya
mengingatkan kepada anak lelaki saya yang seusia mereka . sedikit
terhenyak saya merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court sebesar empat ribu rupiah .

" Nggak punya , tukas saya !" lalu tak lama siwanita berkata " ambil
saja kembaliannya , dik !" sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya
kearah ujung sebelah timur.

Anak ini terkesiap , ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya
dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakkannya kegenggaman saya
yang masih tetap berhenti , lalu ia mengejar wanita tersebut untuk
memberikan uang empat ribu rupiah tadi. Siwanita kaget , setengah berteriak ia
bilang " sudah buat kamu saja , nggak apa..apa ambil saja !", namun mereka
berkeras mengembalikan uang tersebut. " maaf mbak , Cuma ada empat ribu , nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan !" Akhirnya uang itu diterima
siwanita karena sikecil pergi meninggalkannya.

Tinggallah episode saya dan mereka , uang sepuluh ribu digenggaman saya
tentu bukan sepenuhnya milik saya . mereka menghampiri saya dan berujar " Om , bisa tunggu ya , saya kebawah dulu untuk tukar uang ketukang ojek !".

" eeh .nggak usah ..nggak usah ..biar aja ..nih !" saya kasih uang itu
ke sikecil, ia menerimanya tapi terus berlari kebawah jembatan menuruni
tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek.

Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya ,
" Nanti dulu Om , biar ditukar dulu ..sebentar "
" Nggak apa apa , itu buat kalian " Lanjut saya
" jangan ..jangan Om , itu uang om sama mbak yang tadi juga " anak itu
bersikeras " Sudah ..saya Ikhlas , mbak tadi juga pasti ikhlas ! saya berusaha
membargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari keujung
jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat , secepat kilat juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari kearah saya.

" Ini deh om , kalau kelamaan , maaf .." ia memberi saya delapan pack
tissue " Buat apa ?" saya terbengong

" Habis teman saya lama sih Om , maaf , tukar pakai tissue aja dulu "
walau dikembalikan ia tetap menolak .

Saya tatap wajahnya , perasaan bersalah muncul pada rona mukanya . Saya
kalah set , ia tetap kukuh menutup rapat tas plastic hitam tissuenya .
Beberapa saat saya mematung di sana , sampai sikecil telah kembali
dengan genggaman uang receh sepuluh ribu , dan mengambil tissue dari tangan
saya serta memberikan uang empat ribu rupiah.

"Terima kasih Om , !"..mereka kembali keujung jembatan sambil sayup
sayup terdengar percakapan " Duit mbak tadi gimana ..? " suara kecil yang lain
menyahut " lu hafal kan orangnya , kali aja ketemu lagi ntar kita kasihin
..." percakapan itu sayup sayup menghilang , saya terhenyak dan kembali
kekantor dengan seribu perasaan.

Tuhan ..Hari ini saya belajar dari dua manusia super , kekuatan
kepribadian mereka menaklukan Jakarta membuat saya trenyuh , mereka berbalut baju lusuh tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra , mereka tahu hak mereka dan hak orang lain , mereka berusaha tak meminta minta dengan berdagang Tissue.

Dua anak kecil yang bahkan belum baligh , memiliki kemuliaan diumur
mereka yang begitu belia.

YOU ARE ONLY AS HONORABLE AS WHAT YOU DO

Engkau hanya semulia yang kau kerjakan.

MT

Saya membandingkan keserakahan kita , yang tak pernah ingin sedikitpun
berkurang rizki kita meski dalam rizki itu sebetulnya ada milik orang
lain .

"Usia memang tidak menjamin kita menjadi Bijaksana , kitalah
yang memilih untuk menjadi bijaksana atau tidak"

Semoga pengalaman nyata ini mampu menggugah saya dan teman lainnya
untuk lebih SUPER. __._,_.___

Yth. Rekan-rekan Yang peduli masalah anak dan TV,

Tanpa disadari, banyak waktu-waktu potensial anak dan remaja yang terbuang
sia-sia dengan menonton tayangan yang tidak berkualitas. Perbaikan iklim
siaran di Indonesia saat ini telah menjadi sebuah keharusan. Lemahnya
regulasi dan begitu kuatnya industri bukan alasan bagi masyarakat untuk
tidak bertindak. Mohon bantuan dan dukungan rekan-rekan untuk menyebarkan
ajakan koalisi nasional hari tanpa TV. Dukungan rekan-rekan melalui SMS,
email, atau dengan memuat berita ini di forum-forum milist dan blog, akan
sangat berarti bagi pembentukan iklim siaran televisi yang kondusif untuk
anak dan remaja.

Terimakasih,

Abu Hanif - Cendikia

Informasi : Aksi damai Hari Tanpa TV 2008 akan dilakukan serentak di
beberapa kota-kota besar di Indonesia pada Jumat 18 Juli 2008 dan Sabtu 19
Juli 2008

Ikuti "HARI TANPA TV 2008" (MINGGU 20 JULI 2008)

"Sebagian besar anak-anak Indonesia menonton TV sekitar 1.600 jam
setahun,padahal hanya 740 jam mereka belajar di bangku sekolah."

TV memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat
dewasa ini. TV dapat menjadi sumber informasi dan edukasi yang sangat
handal. Namun TV juga dapat menjadi sumber hiburan yang tiada henti.
Aktivitas menonton telah TV memangkas waktu interaksi dalam keluarga,
menimbulkan dampak negatif berupa peniruan dan penanaman nilai pada
anak-anak dan remaja, berkontribusi pada gaya hidup yang tidak sehat,
konsumtif, dsb.

Fungsi siaran TV sebagai hiburan jauh lebih menonjol dibanding dengan
fungsi yang seharusnya bisa diperankan berupa informasi dan edukasi.
Keluarga yang mengalokasikan waktu yang lebih sedikit untuk menonton
TV, akan mempunyai lebih banyak waktu untuk aktivitas-aktivitas yang
lebih posistif, interaktif dan mempererat hubungan kekeluargaan.

Penelitian Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA) tahun 2006
menunjukkan bahwa jumlah jam menonton TV pada anak-anak usia sekolah
dasar berkisar antara 30-35 jam seminggu, ditambah dengan sekitar 10
jam untuk bermain video game. Ini adalah jumlah waktu yang terlalu
besar untuk hiburan yang kurang sehat bagi anak dan remaja. Dalam
setahun, jumlah jam menonton TV ini mencapai lebih dari 1.600 jam.
Bandingkan dengan jumlah jam belajar di sekolah dasar negeri selama
setahun yang hanya sekitar 740 jam untuk kelas rendah.

Secara umum dapat dikatakan bahwa ketergantungan anak pada tayangan TV
sudah sangat tinggi dan mencapai titik yang mengkhawatirkan. Ada
beberapa fakta yang dapat menggambarkan betapa mengkhawatirkannya
ketergantungan itu:

Pertama, belum terbentuk pola kebiasaan menonton TV yang sehat. TV
masih menjadi hiburan utama keluarga yang dikonsumsi setiap hari dalam
waktu yang panjang tanpa seleksi yang ketat terhadap pilihan acara
yang mereka tonton.

Kedua, kebanyakan isi acara TV kita tidak aman dan tidak sehat untuk
anak. Banyak acara TV dengan kandungan materi untuk orang dewasa yang
ditayangkan pada jam-jam anak biasa menonton dan kemudian disukai dan
ditiru oleh anak-anak. Contoh yang ekstrim, peniruan adegan laga dalam
tayangan TV oleh anak telah menimbulkan beberapa korban jiwa.

Ketiga, lemahnya peraturan bidang penyiaran dan penegakannya. Sejak
indutri televisi berkembang pesat, permasalahan yang terkait dengan
isi tayangan makin membesar. Hingga kini masalah tersebut belum dapat
diatasi dengan efektif.

Oleh karena itu, Koalisi Nasional HARI TANPA TV 2008 menyerukan kepada
seluruh masyarakat untuk mematikan pesawat televisi selama sehari
penuh pada hari MINGGU 20 JULI 2008.

Dengan mematikan TV selama sehari penuh dan mengajak anak-anak untuk
memiliki kegiatan lain selain menonon TV, dapat menjadi langkah awal
kita untuk mengurangi ketergantungan anak pada televisi. Dengan
bersedia mematikan TV seharian, maka hal itu menjadi bukti bahwa kita
sadar mengenai perlunya pengaturan dalam menonton TV bagi anak-anak
kita.

Selain itu, perlu dilakukan upaya bersama seluruh komponen masyarakat
untuk mendesak dan mempengaruhi industri penyiaran agar lebih
memperhatikan isi tayangan dan pola penyiaran yang memperhatikan
perlindungan terhadap anak. Tekanan yang paling efektif bagi industri
televisi adalah apabila masyarakat secara bersama-sama tidak menonton
TV sama sekali, atau secara selektif tidak menonton acara tertentu
dalam waktu yang panjang.

Dukungan masyarakat akan disampaikan kepada industri penyiaran, Komisi
Penyiaran Indonesia, Departemen Komunikasi dan Informatika, Komisi I
DPR-RI, dan berbagai pihak terkait.

Sampaikan dukungan anda melalui e-mail ke haritanpatv@ kidia.org;
SMS ke nomor 0812-1002.4009; dan fax: 021-8690.5680; website
http://www.kidia. org

Jakarta, 11 Juli 2008
Guntarto,
Ketua SC Koalisi Nasional HTT 2008




heheh
kenapa yah...

lagi hari minggu kemaren kayaknya ngrasa salaaaaah banget

semalem apa lagi ngerjain anak orang
abis anaknya nyebelin sih
masak kayak anak sd di jodo2 in gt\
kan setiap orang dah punya jodohnya masing2 yah ...
dan suka- cinta dan rindu emang itu sudah sunnah nya manusia pasti merasakannya

petang ini....
aku baru pulang

mengais-ngais waktu
ku kumpulkan menuju hari yang akan berlalu

waktu kenapa engkau cepat berlalu
meninggalakan jejak langkah yang tak ku tau...

jiwa kenapa kau ini
kadang terbutakan oleh dunia
kadang terbersit niatan yang tak kunjung sempurna...

Ya Alloh Tolong hamba-Mu
jiwa ini kosong
tak terperi sakitnya

jiwa ini sedih
tak tau apa yang kurasa...

Ya Alloh...
kurindu - Mu

Jakarta - KPU berencana melakukan pengundian nomor urut 34 partai peserta pemilu. Sejumlah partai berharap mendapatkan nomor cantik. Tapi ini justru berbeda dengan PKS.

"PKS tidak percaya nomor hoki. Nomor berapa saja, kalau hasil dari Allah kita terima, yang penting cara pengundiannya fair," kata Presiden PKS Tifatul Sembiring saat dihubungi via telepon, Rabu (8/7/2008).

Tifatul melanjutkan, bagi PKS yang utama adalah membantu masyarakat. "Dari pada ribut, kita biasa saja. Toh, pemilu lalu nomor 13 biasa-biasa saja. Kita tidak percaya seperti itu," jelasnya.

Tifatul juga berkomentar terkait banyaknya partai perserta pemilu. "Ya ini kalau menurut saya kemauan partai-partai besar juga, menurut aturan treshold lolos 3 persen tapi oleh partai besar diloloskan semua. Kita setuju-setuju saja, nanti masyarkat akan menyeleksi," jelasnya.

Untuk menghadapi pemilu pun PKS telah mempersiapkan diri dan optimis meraih 20 persen suara. "Kita tentu sudah siap, kita tidak khawatir. Orang cenderung memilih perubahan, buktinya kita sudah menang pilkada di 10 provinsi, dan pilkada di 85 kabupaten dan kota," jelasnya.

Daerah mana yang kira-kira bakal menjadi basis suara PKS? "Jakarta, Banten, wilayah barat Pulau Jawa, dan perkotaan," tandasnya.(ndr/fay)





sore itu mobil kami melaju tak begitu cepat ....
menuju ke Rumah sakit islam harapan anda Tegal di jalan ababil...
untuk menjemput senyum semalam hingga pagi tadi
seorang bidadari kecil putra dari bapak Carpudin mantan Head Of Marketing LP3I (BC) Tegal tempat aku bekerja terlahir kedunia, meski dengan kondisi yang masih kritis
seorang bayi laki-laki dengan bobot 2.1 kg masyalloh....
sesaat kami datang ke RSI dengan sebelumnya kami menyempatkan diri mampir membeli oleh-oleh ala kadarnya di warung roti di jalan menuju RSI suasana berubah mengharukan......

saudara atau tetangga atau keluarga keluar dari ruangan ibu asih (istri pak Udin ) dengan berbulir air mata menetep dari nya.. kabar begitu sesak memukul kami membuat kami langsung shock... putra dari pak udin yang baru lahir telah meninggal barusan...
innalillahi wa inna illaihi rojiun...

suasana langsung berubah
kami langsung menuju ke tempat pa udin, ke tempat inkubator bagian anak...
terbujur kaku seorang bayi mungil tak berdosa di dalam inkubator...
kecemasan kembali membuncah tatkala teriakan histeris dari pak udin membahana...
istighfar .. hanya itu yang bisa kami ucapkan untuk menenangkannya..
.......


semoga pak udin dan keluarga di beri ketabahan
Allah SWT tidak akan pernah menguji diluar kemampuan hamba-Nya
tenangkan hati pak yah....

rasa senang membuncah
tak tau kenapa
ku lihat di hp ku
xl - semarang
hmm.. dah sampe semarang

pagi kali ini kulihat berbeda dari pagi yang lain
diiringi suara getaran dan riuhan tumbukan antar besi rel
yah sekarang aku diatas sebuah kereta api menuju semarang..
kota atlas katanya nggak tau kenapa dinamakan kota atlas mungkin karena banyak yang jual peta atau karena sebenarnya dewa atlas berasal dari kota ini, karena itu pulalah mungkin ada bayak dewi dan bidadari bertebaran di sana, seperti seseorang yang akan aku temui kali ini....
alangkah indahnya sunrice pagi ini
begitu cerah meskipun sedikit terhalang karena aku ditempat duduk yang berkaca sempit bukan di pinggir kaca yang berdaun lebar... tapi tetep indah menurutku..

setelah magrib insyaAlloh aku Pulang ampe rumah ...
dengan sebelumnya mengucapkan salam.....
Assalamualaikum Sambil Tengok Kiri Tengok KAnan

eits kelupaan Agenda HAri ini...\
Mau Bayar tagihan Pulsa
Mau Beliin Jilbab Di Rabbani
insya Alloh Besok

Pengetahuan tentang diri adalah kunci pengetahuan tentang Tuhan, sesuai dengan Hadits: "Dia yang mentetahui dirinya sendiri, akan mengetahui Tuhan," dan sebagaimana yang tertulis di dalam al-Qur'an: "Akan Kami tunjukkan ayat-ayat kami di dunia ini dan di dalam diri mereka, agar kebenaran tampak bagi mereka." Nah, tidak ada yang lebih dekat kepada anda kecuali diri anda sendiri. Jika anda tidak mengetahui diri anda sendiri, bagaimana anda bisa mengetahui segala sesuatu yang lain. Jika anda berkata" "Saya mengetahui diri saya"- yang berarti bentuk luar anda; badan, muka dan anggota-anggota badan lainnya - pengetahuan seperti itu tidak akan pernah bisa menjadi kunci pengetahuan tentang Tuhan. Demikian pula halnya jika pengetahuan anda hanyalah sekedar bahwa kalau lapar anda makan, dan kalau marah anda menyerang seseorang; akankah anda dapatkan kemajuan-kemajuan lebih lanjut di dalam lintasan ini, mengingat bahwa dalam hal ini hewanlah kawan anda?

Pengetahuan tentang diri yang sebenarnya, ada dalam pengetahuan tentang hal-hal berikut ini:

Siapakah anda, dan dari mana anda datang? Kemana anda pergi, apa tujuan anda datang lalu tinggal sejenak di sini, serta di manakah kebahagiaan anda dan kesedihan anda yang sebenarnya berada? Sebagian sifat anda adalah sifat-sifat binatang, sebagian yan glain adalah sifat-sifat setan dan selebihnya sifat-sifat malaikat. Mestai anda temukan, mana di antara sifat-sifat ini yan gaksidental dan mana yan gesensial (pokok). Sebelum anda ketahui hal ini, tak akan bisa anda temukan letak kebahagiaan anda yang sebenarnya.
Pekerjaan hewan hanyalah makan, tidur dan berkelahi. Oleh karena itu, jika anda seekor hewan, sibukkan diri anda dengan pekerjaan-pekerjaan ini. Setan selalu sibuk mengobarkan kejahatan, akal bulus dan kebohongan. Jika anda termasuk dalam kelompok mereka, kerjakan pekerjaan mereka. Malaikat-malaikat selalu merenungkan keindahan Tuhan dan sama sekali bebas dari kualitas-kualitas hewan. Jika anda punya sifat-sifat malaikat, maka berjuanglah untuk mencapai sifat-sifat asal anda agar bisa anda kenali dan renungi Dia Yang Maha Tinggi, serta merdeka dari perbudakan nafsu dan amarah. Juga mesti anda temukan sebab-sebab anda diciptakan dengan kedua insting hewan ini: mestikah keduanya menundukkan dan memerangkap anda, ataukah anda yang mesti menundukkan mereka dan - dalam kemajuan anda - menjadikan salah satu di antaranya sebagai kuda tunggangan serta yang lainnya sebagai senjata.

Langkah pertama menuju pengetahuan tentang diri adalah menyadari bahwa anda terdiri dari bentuk luar yang disebut sebagai jasad, dan wujud dalam yang disebut sebagai hati atau ruh. Yang saya maksudkan dengan "hati" bukanlah sepotong daging yang terletak di bagian kiri badan, tetapi sesuatu yang menggunakan fakultas-fakultas lainnya sebagai alat dan pelayannya. Pada hakikatnya dia tidak termasuk dalam dunia kasat-mata, melainkan dunia maya; dia datang ke dunia ini sebagai pelancong yan gmengunjungi suatu negeri asing untuk keperluan perdagangan dan yang akhirnya akan kembali ke tanah asalnya. Pengetahuan tentang wujud dan sifat-sifatnya inilah yang merupakan kunci pengetahuan tentang Tuhan.

Beberapa gagasan tentang hakikat hati atau ruh bisa diperoleh seseorang yang mengatupkan matanya dan melupakan segala sesuatu di sekitarnya selain individualitasnya. Dengan demikian, ia juga akan memperoleh penglihatan sekilas akan sifat tak berujung dari individualitas itu. Meskipun demikian, pemeriksaan yang terlalu dekat kepada esensi ruh dilarang oleh syariat. Di dalam al-Qur'an tertulis: "Mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakan: Ruh itu adalah urusan Tuhanku." (QS 17:85). Yang bisa diketahui adalah bahwa ia merupakan suatu esensi tak terpisahkan yang termasuk dalam dunia titah, dan bahwa ia tidak berasal dari sesuatu yang abadi, melainkan diciptakan. Pengetahuan filosofis yang tepat tentang ruh bukanlah merupakan pendahuluan yang perlu untuk perjalanan di atas lintasan agama, melainkan muncul lebih sebagai akibat disiplin-diri dan kesabaran berada di atas lintasan itu, sebagaimana dikatakan dalam al-Qur'an: "Siapa yang berjuang di jalan Kami, pasti akan Kami tunjukkan padanya jalan yan glurus." (QS 29:69).

Untuk melanjutkan peperangan ruhaniah demi mendapatkan pengetahuan tentang diri dan tentang Tuhan, jasad bisa digambarkan sebagai suatu kerajaan, jiwa (ruh) sebagai rajanya serta berbagai indera dan fakultas lain sebagai tentaranya. Nalar bisa disebut sebagai wazir atau perdana menteri, nafsu sebagai pemungut pajak dan amarah sebagai petugas polisi. Dengan berpura-pura mengumpulkan pajak, nafsu terus-menerus cenderung untuk merampas demi kepentingannya sendiri, sementara amarah selalu cenderung kepada kekasaran dan kekerasan. Pemungut pajak dan petugas polisi keduanya harus selalu ditempatkan di bawah raja, tetapi tidak dibunuh atau diungguli, mengingat mereka memiliki fungsi-fungsi tersendiri yang harus dipenuhinya. Tapi jika nafsu dan amarah menguasai nalar, maka - tak bisa tidak - keruntuhan jiwa pasti terjadi. Jiwa yang membiarkan fakultas-fakultas yang lebih rendah untuk menguasai yang lebih tinggi ibarat seseorang yang menyerahkan seorang bidadari kepada kekuasaan seekor anjing, atau seorang muslim kepada tirani seorang kafir.

Penanaman kualitas-kualitas setan, hewan ataupun malaikat menghasilkan watak-watak yang sesuai dengan kualitas tersebut - yang di Hari Perhitungan akan diwujudkan dalam bentuk kasat-mata, seperti nafsu sebagai babi, ganas sebagai anjing dan serigala, serta suci sebagai malaikat. Tujuan disiplin moral adalah untuk memurnikan hati dari karat-nafsu dan amarah, sehingga bagaikan cermin yan gjernih, ia memantulkan cahaya Tuhan.

Barangkali di antara pembaca ada yang akan berkeberatan, "Tapi jika manusia telah diciptakan dengan kualitas-kualitas hewan, setan dan malaikat, bagaimana bisa kita ketahui bahwa kualitas malaikat merupakan esensinya yang sebenarnya, sementara kualitas hewan dan setan hanyalah aksidental dan peralihan belaka?" Atas pertanyaan ini, saya jawab bahwa esensi tiap makhluk adalah sesuatu yang tertinggi di dalam dirinya dan khas baginya. Kuda dan keledai kedua-duanya adalah hewan pengangkut beban, tetapi kuda lebih unggul dari keledai karena ia dimanfaatkan untuk perang. Jika gagal dalam hal ini, ia pun terpuruk ke tingkatan binatang pengangkut beban. Fakultas tertinggi di dalamnya adalah nalar yang menjadikannya bisa merenung tentang Tuhan. Jika fakultas ini dominan dalam dirinya, maka ketika mati dia tinggalkan di belakangnya segenap kecenderungan kepada nafsu dan amarah, sehingga memungkinkannya berkawan dengan para malaikat. Dalam hal pemilikan kualitas-kualitas hewan, manusia kalah dibanding banyak hewan, tetapi nalar membuatnya lebih unggul dari mereka, sebagaimana tertulis di dalam al-Qur'an: "Telah Kami tundukkan segala sesuatu di atas bumi untuk manusia" (QS 45:13). Tetapi jika kecenderungan-kecenderungannya yang lebih rendah yang menang, maka setelah kematiannya, dia akan selamanya menghadap ke bumi dan mendambakan kesenangan-kesenangan duniawi.

Selanjutnya, jiwa rasional di dalam manusia penuh dengan keajaiban-keajaiban pengetahuan maupun kekuatan. Dengan itu semua ia menguasai seni dan sains, ia bisa menempuh jarak dari bumi ke langit bolak-balik secepat kilat, dan mampu mengatur lelangit dan mengukur jarak antar bintang. Dengan itu juga ia bisa menangkap ikan dari lautan dan burung-burung dari udara, serta bisa menundukkan binatang-binatang seperti gajah, unta dan kuda.

Pancainderanya bagaikan lima pintu yang terbuka menghadap ke dunia luar. Tetapi ajaib dari semuanya ini, hatinya memiliki jendela yang terbuka ke arah dunia ruh yang tak kasat-mata. Dalam keadaan tertidur, ketika saluran inderanya tertutup, jendela ini terbuka dan ia menerima kesan-kesan dari dunia tak-kasat-mata; kadang-kadang bisa ia dapatkan isyarat tentang masa depan. Hatinya bagaikan sebuah cermin yang memantulkan segala sesuatu yang tergambar di dalam Lauhul-mahfuzh. Tapi, bahkan dalam keadaan tidur, pikiran-pikiran akan segala sesuatu yang bersifat keduniaan akan memburamkan cermin ini, sehingga kesan-kesan yang diterimanya tidak jelas. Meskipun demikian setelah mati pikiran-pikiran seperti itu sirna dan segala sesuatu tampak dalam hakikat-telanjangnya. Dan kata-kata di dalam al-Qur'an pun menyatakan: "Telah Kami angkat tirai darimu dan hari ini penglihatanmu amat tajam."

Membuka sebuah jendela di dalam hati yang mengarah kepada yan gtak-kasat-mata ini juga terjadi di dalam keadaan-keadaan yang mendekati ilham kenabian, yakni ketika intuisi timbul di dalam pikiran - tak terbawa lewat saluran-indera apa pun. Makin seseorang memurnikan dirinya dari syahwat-syahwat badani dan memusatkan pikirannya pada Tuhan, akan makin pekalah ia terhadap intuisi-intuisi seperti itu. Orang-orang yang tidak sadar akan hal ini tidak punya hak untuk menyangkal hakikatnya.

Intuisi-intuisi seperti itu tidak pula terbatas hanya pada tingkatan kenabian saja. Sebagaimana juga besi, dengan memolesnya secukupnya, ia akan bisa dijelmakan menjadi sebuah cermin. Jadi, dengan disiplin yang memadai, pikiran siapa pun bisa dijadikan mampu menerima kesan-kesan seperti itu. Kebenaran inilah yang diisyaratkan oleh Nabi ketika beliau berkata: "Setiap anak lahir dengan suatu fitrah (untuk menjadi muslim); orang tuanyalah yang kemudian membuatnya menjadi seorang Yahudi, Nasrani atau Majusi." Setiap manusia, di kedalaman kesadarannya, mendengar pertanyaan "Bukankah Aku ini tuhanmu?" dan menjawab "Ya". Tetapi ada hati yang menyerupai cermin yang telah sedemikian dikotori oleh karat dan kotoran sehingga tidak lagi memberikan pantulan-pantulan yang jernih. Sementara hati para nabi dan wali, meskipun mereka juga mempunyai nafsu seperti kita, sangat peka terhadap segenap kesan-kesan ilahiah.

Bukan hanya dengan nalar pengetahuan capaian dan intuitif saja jiwa manusia bisa menempati tingkatan palin gutama di antara makhluk-makhluk lain, tetapi juga dengan nalar kekuatan. Sebagaimana malaikat-malaikat berkuasa atas kekuatan-kekuatan alam, demikian jugalah jiwa mengatur anggota-anggota badan. Jiwa yang telah mencapai suatu tingkatan kekuatan khusus, tidak saja mengatur jasadnya sendiri, melainkan juga jasad orang lain. Jika mereka ingin agar seseorang yang sakit bisa sembuh, maka si sakit pun akan sembuh, atau menginginkan seseorang yang sehat agar jatuh sakit, maka sakitlah orang itu, atau jika ia inginkan kehadiran seseorang, maka datanglah orang itu kepadanya. Sesuai dengan baik-buruknya akibat yang ditimbulkan oleh jiwa yang sangat kuat ini, hal tersebut diistilahkan sebagai mukjizat dan sihir. Jiwa ini berbeda dari orang biasa dalam tiga hal:

Yang hanya dilihat oleh orang-orang lain sebagai mimpi, mereka lihat pada saat-saat jaga.
Sementara kehendak orang lain hanya mempengaruhi jasad mereka saja, jiwa ini, dengan kekuatan kehendaknya, bisa pula menggerakan jasad-jasad di luar mereka.
Pengetahuan yang oleh orang lain diperoleh dengan belajar secara sungguh-sungguh, sampai kepada mereka lewat intuisi.
Tentunya bukan hanya tiga tanda ini sajalah yang membedakan mereka dari orang-orang biasa, tetapi hanya ketiganya itulah yang bisa kita ketahui. Sebagaimana halnya, tidak ada sesuatu pun yang mengetahui sifat-sifat Tuhan yang sebenarnya, kecuali Tuhan sendiri, maka tak ada seorang pun yang mengetahui sifat sebenarnya seorang Nabi, kecuali seorang Nabi. Hal ini tak perlu kita herankan, sama halnya dengan di dalam peristiwa sehari-hari kita melihat kemustahilan untuk menerangkan keindahan puisi pada seseorang yan gtelinganya kebal terhadap irama, atau menjelaskan keindahan warna kepada seseorang yang sama sekali buta. Di samping ketidakmampuan, ada juga hambatan-hambatan lain di dalam pencapaian kebenaran ruhaniah. Salah satu di antaranya adalah pengetahuan yang dicapai secara eksternal. Sebagai misal, hati bisa digambarkan sebagai sumur dan pancaindera sebagai lima aliran yang dengan terus-menerus membawa air ke dalamnya. Agar bisa menemukan kandungan hati yang sebenarnya, maka aliran-aliran ini mesti dihentikan untuk sesaat dengan cara apa pun dan sampah yang dibawa bersamanya mesti dibersihkan dari sumur itu. Dengan kata lain, jika kita ingin sampai kepada kebenaran ruhani yang murni, pada saat itu mesti kita buang pengetahuan yang telah dicapai dengan proses-proses eksternal dan yang sering sekali mengeras menjadi prasangka dogmatis.

Kesalahan dari jenis lain, berlawanan dengan itu, dibuat oleh orang-orang yang dangkal yang - dengan menggemakan beberapa ungkapan yang mereka tangkap dari guru-guru Sufi - ke sana ke mari menyebarkan kutukan terhadap semua pengetahuan. Ia bagaikan seseorang yang tidak capak di bidang kimia menyebarkan ucapan: "Kimia lebih baik dari emas," dan menolak emas ketika ditawarkan kepadanya. Kimia memang lebih baik dari emas, tapi para ahli kimia sejati amatlah langka, demikian pula Sufi-sufi sejati. Seseorang yang hanya memiliki pengetahuan yang dangkal tentang tasawuf, tidak lebih unggul daripada seorang yang terpelajar. Demikian pula seseorang yang baru mencoba beberapa percobaan kimia, tidak punya alasan untuk merendahkan seorang kaya.

Setiap orang yang mengkaji persoalan ini akan melihat bahwa kebahagiaan memang terkaitkan dengan pengetahuan tentang Tuhan. Tiap fakultas dalam diri kita senang dengan segala sesuatu yang untuknya ia diciptakan. Syahwat senang memuasi nafsu, kemarahan senang membalas dendam, mata senang melihat obyek-obyek yang indah, dan telinga senang mendengar suara-suara yang selaras. Fungsi tertinggi jiwa manusia adalah pencerapan kebenaran, karena itu dalam mencerap kebenaran tersebut ia mendapatkan kesenangan tersendiri. Bahkan soal-soal remeh, seperti mempelajari catur, juga mengandung kebaikan. Dan makin tinggi materi subyek pengetahuan didapatnya, makin besarlah kesenangannya. Seseorang akan senang jika dipercayai untuk jabatan Perdana Menteri, tetapi betapa lebih senangnya ia jika sang raja sedemikian akrab dengannya sehingga membukakan soal-soal rahasia baginya.

Seorang ahli astronomi yang dengan pengetahuannya bisa memetakan bintang-bintang dan menguraikan lintasan-lintasannya, mereguk lebih banyak kenikmatan dari pengetahuannya dibanding seorang pemain catur. Setelah mengetahui bahwa tak ada sesuatu yang lebih tinggi dari Allah, maka betapa akan besarnya kebahagiaan yang memancar dari pengetahuan sejati tentang-Nya itu!

Orang yang telah kehilangan keinginan akan pengetahuan seperti ini adalah bagaikan seorang yang telah kehilangan seleranya terhadap makanan sehat, atau yang untuk hidupnya lebih menyukai makan lempung daripada roti. Semua nafsu badani musnah pada saat kematian bersamaan dengan kematian organ-organ yang biasa diperalat nafsu-nafsu tersebut. Tetapi jiwa tidak. Ia simpan segala pengetahuan tentang Tuhan yang dimilikinya, malah menambahnya.

Suatu bagian penting dari pengetahuan kita tentang Tuhan timbul dari kajian dan renungan atas jasad kita sendiri yang menampakkan pada kita kebijaksanaan, kekuasaan, serta cinta Sang Pencipta. Dengan kekuasan-Nya, Ia bangun kerangka tubuh manusia yang luar biasa dari hanya suatu tetesan belaka. Kebijakan-Nya terungkapkan di dalam kerumitan jasad kita serta kemampuan bagian-bagiannya untuk saling menyesuaikan, Ia perlihatkan cinta-Nya dengan memberikan lebih dari sekadar organ-organ yang memang mutlak perlu bagi eksistensi - seperti hati, jantung dan otak - tetapi juga yang tidak mutlak perlu - seperti tangan, kaki, lidan dan mata. Kepada semuanya ini telah Ia tambahkan sebagai hiasan hitamnya rambut, merahnya bibir dan melengkungnya bulu mata.

Manusia dengan tepat disebut sebagi 'alamushshaghir' atau jasad-kecil di dalam dirinya. Struktur jasadnya mesti dipelajari, bukan hanya oleh orang-orang yang ingin menjadi dokter, tetapi juga oleh orang-orang yang ingin mencapai pengetahuan yang lebih dalam tentang Tuhan, sebagaimana studi yang mendalam tentang keindahan dan corak bahasa di dalam sebuah puisi yang agung akan mengungkapkan pada kita lebih banyak tentang kejeniusan pengarangnya.

Di atas semua itu, pengetahuan tentang jiwa memainkan peranan yang lebih penting dalam membimbing ke arah pengetahuan tentang Tuhan ketimbang pengetauhan tentan gjasad kita dan fungsi-fungsinya. Jasad bisa diperbandingkan dengan seekor kuda dengan jiwa sebagai penunggangnya. Jasad diciptakan untuk jiwa dan jiwa untuk jasad. Jika seorang manusia tidak mengetahui jiwanya sendiri - yang merupakan sesuatu yang paling dekat dengannya - maka apa arti klaimnya bahwa ia telah mengetahui hal-hal lain. Kalau demikian, ia bagaikan seorang pengemis yang tidak memiliki persediaan makanan, lalu mengklaim bisa memberi makan seluruh penduduk kota.

Dalam bab ini kita telah berusaha sampai tingkat tertentu untuk memaparkan kebesaran jiwa manusia. Seseorang yang mengabaikannya dan menodai kapasitasnya dengan karat atau memerosotkannya, pasti menjadi pihak yang kalah di dunia ini dan di dunia mendatang. Kebesaran manusia yang sebenarnya terletak pada kapasitasnya untuk terus-menerus meraih kemajuan. Jika tidak, di dalam ruang temporal ini, ia akan menjadi makhluk yang paling lemah di antara segalanya - takluk oleh kelaparan, kehausan, panas, dingin dan penderitaan. Sesuatu yang paling ia senangi sering merupakan sesuatu yang paling berbahaya baginya. Dan sesuatu yang menguntungkannya tidak bisa ia peroleh kecuali dengan kesusahan dan kesulitan. Mengenai inteleknya, sekadar suatu kekacauan kecil saja di dalam otaknya sudah cukup untuk memusnahkan atau membuatnya gila. Sedangkan mengenai kekuatannya, sekadar sengatan tawon saja sudah bisa mengganggu rasa santai dan tidurnya. Mengenai tabiatnya, dia sudah akan gelisah hanya dengan kehilangan satu rupiah saja. Dan tentang kecantikannya, ia hanya sedikit lebih cantik daripada benda-benda memuakkan yang diselubungi dengan kulit halus. Jika tidak sering dicuci, ia akan menjadi sangat menjijikkan dan memalukan.

Sebenarnyalah manusia di dunia ini sungguh amat lemah dan hina. Hanya di dalam kehidupan yang akan datang sajalah ia akan mempunyai nilai, jika dengan sarana "kimia kebahagiaan" tersebut ia meningkat dari tingkat hewan ke tingkat malaikat. Jika tidak, maka keadaannya akan menjadi lebih buruk dari orang-orang biadab yan gpasti musnah dan menjadi debu. Perlu baginya untuk - bersamaan dengan timbulnya kesadaran akan keunggulannya sebagai makhluk terbaik - belajar mengetahui juga ketidakberdayaannya, karena hal ini juga merupakan salah satu kunci kepada pengetahuan tentang Tuhan.