Site Network: Home | perjalanan | komputer | About

HOT TOPIC

Yth. Rekan-rekan Yang peduli masalah anak dan TV,

Tanpa disadari, banyak waktu-waktu potensial anak dan remaja yang terbuang
sia-sia dengan menonton tayangan yang tidak berkualitas. Perbaikan iklim
siaran di Indonesia saat ini telah menjadi sebuah keharusan. Lemahnya
regulasi dan begitu kuatnya industri bukan alasan bagi masyarakat untuk
tidak bertindak. Mohon bantuan dan dukungan rekan-rekan untuk menyebarkan
ajakan koalisi nasional hari tanpa TV. Dukungan rekan-rekan melalui SMS,
email, atau dengan memuat berita ini di forum-forum milist dan blog, akan
sangat berarti bagi pembentukan iklim siaran televisi yang kondusif untuk
anak dan remaja.

Terimakasih,

Abu Hanif - Cendikia

Informasi : Aksi damai Hari Tanpa TV 2008 akan dilakukan serentak di
beberapa kota-kota besar di Indonesia pada Jumat 18 Juli 2008 dan Sabtu 19
Juli 2008

Ikuti "HARI TANPA TV 2008" (MINGGU 20 JULI 2008)

"Sebagian besar anak-anak Indonesia menonton TV sekitar 1.600 jam
setahun,padahal hanya 740 jam mereka belajar di bangku sekolah."

TV memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat
dewasa ini. TV dapat menjadi sumber informasi dan edukasi yang sangat
handal. Namun TV juga dapat menjadi sumber hiburan yang tiada henti.
Aktivitas menonton telah TV memangkas waktu interaksi dalam keluarga,
menimbulkan dampak negatif berupa peniruan dan penanaman nilai pada
anak-anak dan remaja, berkontribusi pada gaya hidup yang tidak sehat,
konsumtif, dsb.

Fungsi siaran TV sebagai hiburan jauh lebih menonjol dibanding dengan
fungsi yang seharusnya bisa diperankan berupa informasi dan edukasi.
Keluarga yang mengalokasikan waktu yang lebih sedikit untuk menonton
TV, akan mempunyai lebih banyak waktu untuk aktivitas-aktivitas yang
lebih posistif, interaktif dan mempererat hubungan kekeluargaan.

Penelitian Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA) tahun 2006
menunjukkan bahwa jumlah jam menonton TV pada anak-anak usia sekolah
dasar berkisar antara 30-35 jam seminggu, ditambah dengan sekitar 10
jam untuk bermain video game. Ini adalah jumlah waktu yang terlalu
besar untuk hiburan yang kurang sehat bagi anak dan remaja. Dalam
setahun, jumlah jam menonton TV ini mencapai lebih dari 1.600 jam.
Bandingkan dengan jumlah jam belajar di sekolah dasar negeri selama
setahun yang hanya sekitar 740 jam untuk kelas rendah.

Secara umum dapat dikatakan bahwa ketergantungan anak pada tayangan TV
sudah sangat tinggi dan mencapai titik yang mengkhawatirkan. Ada
beberapa fakta yang dapat menggambarkan betapa mengkhawatirkannya
ketergantungan itu:

Pertama, belum terbentuk pola kebiasaan menonton TV yang sehat. TV
masih menjadi hiburan utama keluarga yang dikonsumsi setiap hari dalam
waktu yang panjang tanpa seleksi yang ketat terhadap pilihan acara
yang mereka tonton.

Kedua, kebanyakan isi acara TV kita tidak aman dan tidak sehat untuk
anak. Banyak acara TV dengan kandungan materi untuk orang dewasa yang
ditayangkan pada jam-jam anak biasa menonton dan kemudian disukai dan
ditiru oleh anak-anak. Contoh yang ekstrim, peniruan adegan laga dalam
tayangan TV oleh anak telah menimbulkan beberapa korban jiwa.

Ketiga, lemahnya peraturan bidang penyiaran dan penegakannya. Sejak
indutri televisi berkembang pesat, permasalahan yang terkait dengan
isi tayangan makin membesar. Hingga kini masalah tersebut belum dapat
diatasi dengan efektif.

Oleh karena itu, Koalisi Nasional HARI TANPA TV 2008 menyerukan kepada
seluruh masyarakat untuk mematikan pesawat televisi selama sehari
penuh pada hari MINGGU 20 JULI 2008.

Dengan mematikan TV selama sehari penuh dan mengajak anak-anak untuk
memiliki kegiatan lain selain menonon TV, dapat menjadi langkah awal
kita untuk mengurangi ketergantungan anak pada televisi. Dengan
bersedia mematikan TV seharian, maka hal itu menjadi bukti bahwa kita
sadar mengenai perlunya pengaturan dalam menonton TV bagi anak-anak
kita.

Selain itu, perlu dilakukan upaya bersama seluruh komponen masyarakat
untuk mendesak dan mempengaruhi industri penyiaran agar lebih
memperhatikan isi tayangan dan pola penyiaran yang memperhatikan
perlindungan terhadap anak. Tekanan yang paling efektif bagi industri
televisi adalah apabila masyarakat secara bersama-sama tidak menonton
TV sama sekali, atau secara selektif tidak menonton acara tertentu
dalam waktu yang panjang.

Dukungan masyarakat akan disampaikan kepada industri penyiaran, Komisi
Penyiaran Indonesia, Departemen Komunikasi dan Informatika, Komisi I
DPR-RI, dan berbagai pihak terkait.

Sampaikan dukungan anda melalui e-mail ke haritanpatv@ kidia.org;
SMS ke nomor 0812-1002.4009; dan fax: 021-8690.5680; website
http://www.kidia. org

Jakarta, 11 Juli 2008
Guntarto,
Ketua SC Koalisi Nasional HTT 2008

0 Comments:

Post a Comment